REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur membutuhkan waktu dua pekan untuk mendeteksi apakah anjing jenis Malinois Belgian yang menerkam seorang Asisten Rumah Tangga (ART) hingga meninggal dunia di Cipayung, Jakarta Timur, terjangkit rabies atau tidak. ART bernama Yayan itu meninggal dunia diterkam anjing peliharaan majikannya di Cipayung, Jumat (30/9).
"Jika dalam dua pekan ke depan anjing itu mati, kita curiga dengan rabiesnya," kata Kepala Seksi Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur, Irma Budiani, melalui sambungan telepon di Jakarta, Selasa (3/9).
Jika prediksi itu benar, kata dia, petugas akan menempuh tahap lanjutan berupa pembedahan terhadap otak anjing jenis Malinois Belgian itu. Sebab pada jaringan otaknya terdapat 'hipokampus', tempat di mana virus rabies bersarang pada binatang.
Pihaknya sejauh ini telah merespons insiden terkaman anjing milik Bima Aryo yang menewaskan ART bernama Yayan pada Jumat (30/8) di kediaman Bima Jalan Langgar RT04 RW04 Nomor 41 Cipayung. Sebanyak dua ekor anjing Malinois yang bernama Sparta dan Doby serta satu ekor anjing pudel telah dievakuasi petugas dari rumah Bima menuju penangkaran di Ragunan, Jakarta Selatan.
"Kami belum bisa pastikan anjing yang menerkam korban itu adalah Sparta atau Doby," katanya.
Irma menambahkan Pemerintah Jakarta Timur telah mencanangkan kawasan bebas rabies sejak 2004, sehingga insiden ini telah mendapatkan perhatian serius jajarannya. "Jakarta Timur telah bebas rabies sejak 2004. Kami pasti akan menangani secara serius kejadian ini," katanya.