Selasa 03 Sep 2019 16:41 WIB

Komunitas Sikh Diminta Lawan Pencabutan Status Kashmir

Pakistan menyebut tidak akan mengambil langkah apa pun yang memicu konflik.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Polisi Kashmir duduk-duduk di depan sebuah toko yang tutup di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Kamis (22/8).
Foto: AP Photo/Mukhtar Khan
Polisi Kashmir duduk-duduk di depan sebuah toko yang tutup di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Kamis (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mendesak komunitas Sikh untuk melawan keputusan India mencabut status khusus Jammu-Kashmir. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri Konvensi Sikh yang digelar di Lahore, Senin (2/9).

“Pemerintah India mengejar ideologi rasialis RSS (Rashtriya Swayamsevak Sangh/organisasi nasionalis Hindu sayap kanan), yang tidak akan menghadirkan ruang untuk umat Kristen, Sikh, bahkan Hindu berkasta rendah setelah umat Islam. Anda semua (Sikh) harus bersuara menentang ideologi ini,” ujar Khan, dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Dia mengatakan bahwa Pakistan tidak akan mengambil langkah apa pun yang dapat memicu konflik dengan India. Namun, dia menegaskan bahwa negaranya tidak dapat mentoleransi apa yang terjadi di wilayah Kashmir yang diduduki India.

“Kita tidak bisa mentoleransi kekejaman di Kashmir yang diduduki. Tidak hanya Muslim, tapi orang-orang yang cinta damai dari agama apa pun tidak bisa mentoleransi hal ini,” ucap Khan.

Khan mengungkapkan meskipun saat ini ketegangan terjadi dalam hubungan India dan Pakistan, tapi rencana untuk membuka perbatasan Kartapur untuk para peziarah Sikh akan dilanjutkan. Hal itu dilakukan menjelang ulang tahun ke-550 Baba Guru Nanak, tokoh pendiri Sikhisme.

Perbatasan Kartapur menghubungkan Kota Narowal di Pakistan timur laut ke distrik Gurdaspur barat India. Kartapur Sahib Gurdwara yang terletak di Narowal, sekitar 115 kilometer dari ibu kota provisi Lahore, merupakan salah satu kuil paling dihormati komunitas Sikh. Hal itu karena Baba Guru Nanak menghabiskan 18 tahun terakhir hidupnya di sana.

Jarak antara kuil dan Gurdaspur hanya tiga kilometer. Namun, penutupan perlintasan menyebabkan para peziarah Sikh dari India harus melakukan perjalanan ratusan kilometer melalui Amritsar dan Lahore untuk mencapai kuil tersebut.

Hubungan Pakistan dan India kembali memanas sejak New Delhi mencabut status khusus Jammu-Kashmir pada 5 Agustus lalu. Islamabad telah menurunkan level hubungan diplomatiknya dengan India. Aktivitas perdagangan bilateral pun telah dihentikan.

Kashmir merupakan satu-satunya wilayah di India yang berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak merdeka dari Inggris pada 1947, Kashmir terpecah dua, dua per tiga di antaranya dikuasai India, sementara sisanya milik Pakistan. Wilayah itu kemudian dipisahkan dengan garis Line of Control (LoC). Perselisihan akibat sengketa Kashmir telah membuat India dan Pakistan tiga kali berperang, yakni pada 1948, 1965, dan 1971. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement