Selasa 03 Sep 2019 16:44 WIB

Jimly: Jangan Jadikan Jabatan Ketua DPD Ajang Rebutan

Menurut Jimly, hal yang harus dilakukan sekarang ini adalah memperbaiki DPD.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Anggota DPD terpilih Jimly Asshiddique
Foto: Republika/Riza Wahyu Pratama
Anggota DPD terpilih Jimly Asshiddique

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD terpilih Jimly Asshiddique menyayangkan sikap elite politik yang menjadikan jabatan sebagai ajang rebutan. Menurutnya, ketika jabatan menjadi ajang perebutan maka hal tersebut dapat berpotensi menjadi sumber masalah. 

"Para pemimpin itu harus jangan menjadikan jabatan ajang rebutan. Kita ditonton orang, seluruh orang menonton," kata Jimly kepada Republika.co.id, Selasa (3/9).

Menurutnya, hal yang harus dilakukan anggota DPD periode ini adalah memperbaiki DPD. Namun, hal yang sekarang terjadi bukan memikirkan apa yang akan dilakukan, justru hanya perebutan jabatan. 

"Mbok dimusyawarahkan siapa yang mau yang bisa diharapkan memperbaiki, Itu coba MPR jadi ajang rebutan, mau jdi ketua DPD rebutan. Ini yang selama ini kan begitu, akibatnya sudah kerjaannya nggak jelas, peranannya tidak jelas, jadi rebutan pula itu kan. Menimbulkan makin rusak kepercayaan rakyat pada lembaga," kata dia.

Jimly juga disebut-sebut oleh sejumlah pihak layak untuk memimpin DPD. Menanggapi hal tersebut, ia lebih memilih menyerahkan sepenuhnya kepada seluruh anggota DPD.

"Kita serahkan saja pada anggota 136, Terserah mereka bagaimana," ujarnya.

Sebelumnya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas mengaku merasa percaya diri mendapatkan posisi sebagai ketua DPD periode 2019-2024. Ia mengaku memilih sejumlah program untuk meningkatkan kinerja DPD periode berikutnya. 

Selain GKR Hemas, mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti juga disebut-siap siap maju sebagai calon ketua DPD. Bahkan, dukungan dari Jawa Timur sudah mengalir untuk dirinya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement