REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, situasi keamanan di wilayah Provinsi Papua Barat saat ini sudah sangat terkendali pascakericuhan pada 19 hingga 21 Agustus 2019. Jumlah pasukan pengamanan sudah cukup untuk sistem pengamanan kota.
"Jumlah pasukan pengamanan sudah cukup memadai untuk membuat sistem pengamanan kota di wilayah Manokwari, Sorong termasuk Fakfak, Kaimana dan Maybrat. Sekarang situasi sudah landai semua," kata Kapolri dalam kunjungan kerja di Manokwari bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Selasa (3/9).
Ia menyebutkan, tindakan Polri dan TNI di Papua Barat saat ini fokus pada upaya pencegahan agar insiden kerusuhan yang merusak banyak fasilitas milik pemerintah, swasta, dan BUMN di daerah tersebut tidak terulang. Menurutnya, banyak upaya yang telah dilakukan Pangdam Kasuari, Kapolda serta Gubernur Papua Barat dalam menangani kejadian 19 Agustus lalu. Begitu pula upaya para bupati dan wali kota di daerah.
TNI dan Polri, lanjut Tito, terus mendorong upaya rekonsiliasi dengan merangkul pihak-pihak yang belum puas atas penanganan kasus baik yang Surabaya, Jawa Timur maupun di Papua Barat. "Saya memberikan nilai sembilan terhadap upaya pemulihan yang dilakukan di Sorong, Manokwari juga Fakfak. Dipimpin langsung oleh pak Gubernur Kapolda, Pangdam, wali kota juga bupati pemulihan dilakukan dengan cepat sehingga seakan-akan tidak terjadi apa-apa," sebut Tito.
Menurutnya situasi keamanan di Papua Barat saat ini sudah jauh lebih kondusif. Ia berharap keamanan di daerah tersebut segera pulih kembali. Terkait penempatan personil bawah kendali operasi (BKO) dari sejumlah Polda ke Papua Barat, kata Kapolri, akan berlangsung hingga Papua Barat benar-benar aman.
"Kita akan terus bersama-sama, TNI Polri dan pemerintah untuk mendorong agar situasi keamanan di Papua Barat segera stabil," pungkasnya.
Saat kegiatan kunjungan Kapolri dan Panglima ini, masih ada kelompok massa yang melaksanakan aksi. Unjuk rasa berjalan damai dan berhasil dilokalisir di sejumlah titik.