REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Warga Jambi mengeluhkan kabut asap yang mencemari udara di Kota Jambi akibat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), terutama pencemaran kualitas udara pada malam hari.
"Saat ini kabut asap mulai terjadi lagi, meski sempat hujan namun kabut asap saat ini mulai pekat, sehingga kalau ingin keluar rumah harus pakai masker," kata Warga Kecamatan Bagan Pete, Kota Jambi Yesi di Jambi, Selasa (3/9).
Selain kabut asap, cuaca panas yang ekstrem turut mengkhawatirkan kondisi kesehatan anaknya. Pasalnya anak Yesi yang bernama Aira yang kini berusia lima tahun terserang batuk dan pilek, sehingga untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh anaknya, yesi memberikan asupan vitamin terhadap anaknya.
Selain itu, Yesi turut mengeluhkan kualitas air sumur di rumahnya. Meski sumur di rumahnya tidak kering, namun warna air sumur miliknya berubah menjadi kekuningan dan berbau busuk. Ia berharap turun hujan secepatnya, sehingga kabut asap yang terjadi dapat hilang dan air sumur miliknya kembali normal seperti biasanya.
"Harapannya kabut asapnya hilang, tapi setelah turun hujan, kebakaran masih terus terjadi," kata Yesi.
Selain Yesi, Ida warga Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi turut mengeluhkan kabut asap yang kembali terjadi di kota itu. Kini Ida membatasi aktivitas anaknya diluar rumah.
"Kabut asapnya kembali terjadi, anak saya sekarang saya larang untuk bermain di luar rumah, keluar rumah itu kalau ada kepentingan saja, dan kalau keluar harus pakai masker," kata Ida.
Meski demikian, terkadang anak-anak enggan memakai masker. Karena menurut mereka memakai masker membuat susah bernafas, karena anak-anak tersebut tidak terbiasa menggunakan masker.