REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli sejarah asal Univesitas Indonesia, JJ Rizal ingin agar Ridwan Saidi tak sekedar melontarkan pernyataan kerajaan Sriwijaya fiktif di channel youtube. Ia berharap Ridwan berani mempertanggungjawabkan pernyataannya di hadapan ahli sejarah lain.
Rizal meminta Ridwan menunjukkan bukti guna menguatkan argumen soal Sriwijaya fiktif. Menurutnya, perlu ada bukti otentik guna mempertentangkan eksistensi Sriwijaya.
"Saya menyarankan mestinya pernyataan pak Ridwan dibuktikan saja lewat metode ilmu pengetahuan. Agar jelas duduk perkaranya bagaimana. Bisa juga Pak Ridwan diajak mempresentasikannya temuannya di hadapan peneliti lain, khususnya yang meneliti Sriwijaya," katanya pada Republika, Selasa (3/9).
Rizal menekankan ilmu sejarah wajib didasarkan pada bukti dan penelitian. Sehingga ia mendorong Ridwan mengadakan forum akademik supaya bisa membuktikan Sriwijaya fiktif.
"Dan jika pernyataan pak Ridwan terbukti benar, maka ini suatu penemuan baru yang pantas diangkat. Andai juga pernyataannya pak Ridwan keliru sebaiknya bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Rizal mengungkapkan pernah menjadi bagian dalam pembuktian keberadaan Kerajaan Sriwijaya lewat buku Kedatuan Sriwijaya serta Kebangkitan & Kejayaan Sriwijaya Abad III-VII. Rizal juga menceritakan sedikit penemuan Sriwijaya. Bukti soal kerajaan itu ditemukan oleh arkeolog Belanda George Coedes pada 1913.
Coedes menyatakan keberadaan Sriwijaya lewat penelitian terhadap 23 prasasti di Palembang dan Semenanjung Melayu. Temuan Coedes dituangkan dalam esai berjudul "Le Royaume de Crivijaya" pada 1918.
"Teori Coedes itu jadi tumpuan sejarawan dan arkeolog di masa selanjutnya untuk mengungkap lebih banyak tentang Sriwijaya. Bahkan terlahir penelitian yang menemukan Palembang sebagai ibu kota Sriwijaya dan belasan candi sebagai bukti agama Hindu-Buddha pernah berkembang disana," jelasnya.
Sebelumnya, pernyataan Kerajaan Sriwijaya fiktif yang dilontarkan Ridwan di salah satu saluran Youtube sempat ramai diperbincangkan. Ridwan menyampaikan sejumlah alasan mengapa ia menganggap kerajaan Sriwijaya sebagai fiktif.
Dalam salah satu paparannya, Ridwan menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya hanyalah bajak laut.