Rabu 04 Sep 2019 12:30 WIB

Setelah kincir Air, Ilmuwan Muslim Kembangkan Pompa Air

Industri kincir air dibangun di Andalusia pada abad ke-11

 Noria atau kincir air adalah salah satu warisan peradaban Islam.
Foto: Wordpress.com
Noria atau kincir air adalah salah satu warisan peradaban Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Industri kincir air dibangun di Andalusia pada abad kesebelas dan ketigabelas. Industri tersebut menyerap banyak tenaga kerja. Di sisi lain, para insinyur Muslim juga terus mengupayakan peningkatan kinerja kincir air. Paling tidak, mereka menggunakan dua cara untuk mencapai output maksimum dari kincir air. Pertama, mereka berusaha untuk memperbesar aliran air.

Sedangkan, cara kedua, mereka menggunakan jenis kincir air yang tenaganya berasal dari roda air yang dipasang di sisi kapal yang tertambat. Kincir tersebut banyak digunakan di sepanjang Sungai Tigris dan Efrat, Irak, pada abad kesepuluh.

Baca Juga

Kincir air yang dipasang pada kapal itu terbuat dari kayu jati dan besi. Pemanfaatan kincir air itu salah satunya digunakan untuk keperluan tempat penggilingan jagung menjadi tepung. Setiap hari, dihasilkan 10 ton tepung jagung untuk keperluan makanan di Baghdad.

Selain kincir air, ilmuwan di masa Islam juga melakukan pengembangan teknologi mesin pompa air. Contoh awal mesin pompa air adalah Shaduf, Saqiya, dan Naura. Pada tahap awal, ilmuwan Muslim melakukan eksplorasi metode baru untuk meningkatkan efektivitas mesin pompa air.

Al-Jazari, seorang insinyur, ahli matematika, dan astronom dari Persia dan Taqi al-Di-n, seorang ilmuwan dari Damaskus, menjelaskan perlunya pengembangan mesin pompa air tradisional untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan bermanfaat.

Pada abad ke-13, Al Jazari dalam buku Al-Jami' Bayna Ilm wal-Amal Na-fi fi- Sina at al-Hiyal menjelaskan rancangan beberapa jenis pompa air. Sedangkan, Taqi al-Din menggambarkan sejumlah pompa air dalam buku Al-Turuq Al-Saniya.

Dalam buku Al-Turuq Al-Saniya, Taqi al-Din, memuat pula mesin pompa air yang dikembangkan Al-Jazari dan kemudian ia modifikasi. Ia menggambarkan mesin pompa air dengan silinder yang saling berhadapan.

Pompa ini dianggap sebagai prestasi gemilang Al-Jazari pada pembuatan alat mekanik dalam sejarah. Bahkan, para sejarawan mengungkapkan, mesin pompa air buatan Al-Jazari merupakan pola dasar dari mesin uap yang dikembangkan oleh umat manusia.

Banyak angka dan gambar dalam manuskrip Al-Jazari yang kurang tepat akibat kesalahan para penulis bukunya. Hal ini membuat para ahli sejarah teknologi tak mencapai kesepakatan mengenai desain yang benar dari mesin pompa air tersebut.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement