REPUBLIKA.CO.ID, NARATHIWAT -- Kitab suci Alquran tertua asal Indonesia masih tersimpan dengan baik di museum Ahmadiyah Islamiyah, Provinsi Narathiwat, Thailand.
"Alquran tertua dari Indonesia yang ada di Museum Ahmadiyah Islamiyah selesai ditulis pada 1634. Penulisnya Syekh Nuruddin Mohammad Hamid Roniri, yang berasal dari ujung Indonesia, Samudra Pasai," kata Ketua Yayasan Pondok Ahmadiyah Islamiyah Lutfee H Samea di sekolah Pondok Ahmadiyah Islamiyah, Narathiwat, Thailand, Rabu (4/9).
Menurut dia, terdapat sekitar 34 Alquran di museum Ahmadiyah Islamiyah ini. Puluhan Alquran itu tiba di Narathiwat ketika para ulama asal Indonesia berhijrah ke bagian selatan Thailand ratusan tahun yang lalu.
"Ratusan tahun lalu orang Indonesia (Jawa) berhijrah ke Pattani," katanya.
Pattani adalah salah satu provinsi di Thailand yang bersebelahan dengan Narathiwat, merupakan serambi Makkah. Menurut dia, lantaran banyak Alquran kuno yang ada di museumnya, ia menjalin kerja sama dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta untuk melakukan penelitian.
"Kami juga bekerja sama dengan Taman Mini. Kami membuat penelitian 34 Alquran ini. Ada tiga sampai empat orang dari TMII datang kemari untuk riset," ujar Lutfee.
Untuk menjaga Alquran agar tidak rusak, ia mempekerjakan beberapa orang mulai dari Turki, Malaysia, dan Thailand dengan bahan-bahan tradisional. Lutfee berharap pelestarian Alquran kuno di museumnya dapat terus dilakukan oleh generasi muda Islam, khususnya yang ada di Thailand. Bahkan, menjadi tempat penelitian bagi generasi muda yang mendalami ilmu agama.
"Harapan saya dalam melestarikan Alquran ini, supaya koleksi museum dapat terawat dengan baik. Menjadi satu tempat kajian bagi anak-anak generasi mendatang untuk tahu kehebatan orang Melayu yang benar-benar bertamadun menulis Alquran," ucapnya.