REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Islam rahmatan lil alamin itu merupakan pandangan fundamental tentang agama Islam yang berarti agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta. Dengan Islam rahmatan lil alamin seharusnya paham-paham kekerasan seperti radikalisme dan terorisme itu tidak perlu ada.
“Nggak perlu ada. Karena semuanya berlomba-lomba untuk mewujudkan kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaan. Kalau kita baca, penjabaran Islam rahmatan lil alamin dalam Alquran itu sangat jelas sekali dimana ketika negara itu yang diidealkan adalah baladan aminan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur al Balad al amin. Baladan aminan artinya negara yang aman dan damai,” ujar Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas di Solo, Selasa (3/2).
Ia menjelaskan, ketika Alquran mengidealkan negara dengan baladan aminan, sebetulnya ada pelajaran, umat Islam yaitu ketika mengidealkan negara yang dapat diwujudkan bukan negara utopia (khayalan). Lalu ungkapan yang kedua, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur yaitu ungkapan sejarah, yang didalamnya ada idea of progress, ada gagasan tentang kemajuan, sehingga ada kemajuan dalam negara yang thayyibah tadi.
Menurut Hamim, negara thayyibah itu tidak hanya sekedar negara yang adil dan makmur. “Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, baldatun thayyibatun ini merujuk ke negeri Saba, negara tidak ada lalat dan tidak ada nyamuk. Sehingga baldatun thayyibatun itu negara yang tidak ada lalat dan tidak ada nyamuknya. Itu berarti negara yang berwawasan lingkungan hidup. Yang ini ketika ungkapannya itu sejarah, maka berarti harus ada kemajuan dalam mewujudkan keadilan, kemakmuran dan wawasan lingkungan hidup tadi itu,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, bahwa kebutuhan manusia itu adalah hidup baik, yang di dalam Alquran disebut dengan hayah thayyibah. Yang mana hayah thayyibah itu dalam Surat An-Nahl Ayat 97 hanya bisa diperoleh dengan iman dan amal saleh.