REPUBLIKA.CO.ID, BAHAMA -- Bahama menyelamatkan korban badai Dorian dengan jet ski dan bulldozer. Sementara, angkatan Penjaga Pantai Amerika Serikat (AS), Angkatan Laut Inggris dan dan sejumlah kelompok bantuan swasta mencoba mengirimkan makanan dan obat-obatan kepada penyintas dan mereka yang paling membutuhkan.
Badai tersebut mengakibatkan bandara banjir dan jalanan tidak bisa dilewati. Badai terkuat menghantam negara Kepuluan Bahama. Badai bergerak dengan kecepatan 295 kilometer per jam, sebelum akhirnya bergerak ke perairan terbuka dan menuju Florida, AS.
Masyarakat AS yang tinggal di pinggir pantai sudah membekali diri dengan berbagai persiapan. Menyambut badai kategori 2 dengan kecepatan angin 175 kilometer per jam. Di Bahama, baru tercatat tujuh orang yang meninggal karena bencana alam tersebut. Belum diketahui seberapa parah kerusakan yang ditimbulkannya.
Badai membawa angin dan lumpur coklat yang menghancurkan ribuan rumah. Badai merusak rumah sakit dan membuat banyak warga terjebak di loteng.
"Ini benar-benar menghancurkan, membinasakan, apokaliptik," kata salah satu sukarelawan kelompok kemanusiaan Lia Head-Rigby, Rabu (4/9).
Ia juga terbang ke salah satu pulau di Bahamas yang terhantam badai, Pulau Abaco. "Ini bukan membangun kembali yang sudah ada, kami harus memulainya dari awal lagi," kata Head-Rigby.
Ia mengatakan salah seorang warga di Abaco mengatakan 'banyak orang yang tewas di sana'. Tapi Head-Rigby belum mengetahui jumlah jenazah yang sudah dikumpulkan.
Perdana Menteri Bahamas juga memperkirakan jumlah korban meninggal akan terus bertambah. Ia juga sudah memprediksi upaya pembangunan kembali kota-kota yang rusak membutuhkan 'upaya yang masif, terkoordinasi'.
"Kami di tengah krisis nasional yang luar biasa hebat, tidak ada upaya atau sumber daya yang akan ditahan-tahan," kata Perdana Menteri Hubert Minnis.
Lima helikopter Penjaga Pantai AS terbang ke Pulau Abaco, membawa 20 orang yang terluka ke rumah sakit di ibu kota. Pelaut Inggris juga menyebarkan bantuan dengan cepat. Beberapa kelompok bantuan swasta juga mencoba untuk mencapai daerah terpencil di utara Bahama.
"Kami tidak ingin orang berpikir kami melupakan mereka, kami tahu kondisi Anda seperti apa," kata Badan Penanggulangan Darurat Nasional Bahama Tammy Mitchell kepada stasiun radio ZNS Bahama.