Rabu 04 Sep 2019 17:55 WIB

Kontribusi UMKM Diharapkan Dapat Majukan Ekonomi Depok

Saat ini jumlah pelaku UMKM Depok sekitar 2.385 orang.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat mengunjungi Rumah Cireng Brecxelle, salah satu UMKM di Kecamatan Bojongsari, Depok yang memroduksi cireng.
Foto: Istimewa
Wali Kota Depok, Mohammad Idris saat mengunjungi Rumah Cireng Brecxelle, salah satu UMKM di Kecamatan Bojongsari, Depok yang memroduksi cireng.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok memiliki komitmen untuk mendongkrak jumlah para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Keberadaan para pengusaha tersebut dinilai berperan penting dalam memajukan perekonomian Kota Depok.

Saat ini jumlah pelaku UMKM Depok sekitar 2.385 orang. "Keberadaan mereka memiliki kontribusi yang besar dalam membangun Kota Depok, seperti mengurangi angka pengangguran," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris di Balai Kota Depok, Rabu (4/9).

Baca Juga

Menurut Idris, dengan mendirikan usaha, pasti akan membutuhkan tenaga sumber daya manusia (SDM). Potensi ini, bisa didapatkan dengan mempekerjakan masyarakat sekitar. Contohnya, usaha rumahan olahan cireng di Kecamatan Bojongsari yang memiliki pegawai sekitar 100 orang. Usaha itu pun bisa dikenal hingga luar negeri, seperti Singapura. "Kami mendukung berbagai kegiatan yang konsen meningkatkan jumlah dan kualitas dari UMKM Kota Depok," tuturnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (DKUM) Kota Depok, Mohammad Fitriawan sepakat keberadaan UMKM Kota Depok dapat menurunkan angka pengangguran. Sebab, pelaku UMKM ada yang melibatkan asisten rumah tangga, tetangga, atau saudara untuk mengembangkan usaha mereka.

Guna meningkatkan jumlah pelaku UMKM, pihaknya memiliki program Pelatihan Wira Usahawan Baru (WUB). Kegiatan tahunan tersebut diperuntukkan bagi pelaku usaha baru di Depok yang ingin mengembangkan usaha.

Kemudian, untuk meningkatkan kualitas produk, DKUM Kota Depok rutin memberikan berbagai pelatihan. Salah satunya Pelatihan Marketing Online agar produk mereka bisa dikenal secara luas di era digital seperti saat ini.

"Bentuk pendampingan lebih lanjutnya lagi, kami mengadakan berbagai pelatihan strategis lainnya, antara lain Pelatihan Keamanan Pangan (PKP) atau Pelatihan Kemasan Produk (PKP) sehingga produk terlihat lebih menarik," ujar Fitriawan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement