Kamis 05 Sep 2019 04:30 WIB

Mahasiswa Minta Ridwan Saidi Datang ke Demak Minta Maaf

Desakan itu muncul menyusul pernyataan Raden Fatah sebagai seorang Yahudi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah elemen Mahasiswa yang tergabung dalam PC-PMII Kabupaten Demak menggelar orasi di halaman Masjid Agung Demak, kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/9). Dalam aksi ini, elemen mahasiswa dan masyarakat Demak mendesak Ridwan Saidi meminta maaf atas pernyataan yang menyebut Raden Fatah dan Sultan Trenggono merupakan yahudi.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Sejumlah elemen Mahasiswa yang tergabung dalam PC-PMII Kabupaten Demak menggelar orasi di halaman Masjid Agung Demak, kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/9). Dalam aksi ini, elemen mahasiswa dan masyarakat Demak mendesak Ridwan Saidi meminta maaf atas pernyataan yang menyebut Raden Fatah dan Sultan Trenggono merupakan yahudi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Elemen mahasiswa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah mendesak Budayawan Betawi, Ridwan Saidi datang ke Demak guna meminta maaf kepada masyarakat di daerah ini. Desakan mahasiswa ini merupakan buntut dari kontroversi pernyataannya yang menyebut Raden Fatah dan Sultan Trenggono adalah Yahudi.

Hal ini terungkap dalam aksi damai yang dilakukan elemen massa yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC- PMII) Kabupaten Demak, yang digelar di kompleks Alun- alun serta makam Raden Fatah di kompleks Masjid Agung Demak, Rabu (4/9) sore.

Baca Juga

“Pernyataan Ridwan Saidi sangat menyakiti perasaan kami, masyarakat Demak yang selalu menghormati Raden Fatah serta Sultan Trenggono sebagai tokoh besar Islam di Demak,” tegas Subro, salah salah satu juru bicara PMII.

Menurut Subro, mewakili masyarakat Kabupaten Demak, mereka meminta agar Ridwan Saidi datang ke Demak untuk melakukan klarifikasi dan membuktikan pernyataanya tersebut.

Kalau ternyata tidak bisa membuktikan, maka budayawan Betawi tersebut harus meminta maaf secara terbuka maupun melalui media massa kepada masyarakat Kabupaten Demak dan masyarakat Indonesia.

Karena, masyarakat Demak tidak bisa menerima pernyataan Ridwan Saidi tentang Raden Fatah dan Sultan Trenggono yang disebutkan sebagai Yahudi.

“Tidak pantas seorang budayawan mengeluarkan pernyataan yang membuat masyarakat Demak tersinggung dan bisa menghilangkan sejarah Keislaman Nusantara tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Lapangan aksi, Ulin Nuha menambahkan, PMII juga mendesak agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak membantu memfasilitasi klarifikasi Ridwan Saidi atas pernyataannya tersebut. Bahkan PMII juga mengancam bakal menempuh jalur hukum jika desakan mahasiswa serta masyarakat Kabupaten Demak ini diabaikan.

“Jika dalam waktu 5 x 24 jam Pemkab Demak tidak segera menindaklanjuti keinginan mahasiswa serta masyarakat di Kabupaten Demak ini, maka kami sebagai elemen masyarakat Demak akan menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan permasalahan yang dipicu oleh pernyataan Ridwan Saidi ini,” katanya.

Sebelumnya, aksi elemen mahasiswa ini dipusatkan di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari)  Demak. Massa selanjutnya bergeser untuk menggelar berbagai orasi di halaman depan Masjid Agung Demak, hingga sejumlah warga yang kebetulan berada di lingkungan masjid ini ikut bergabung untuk mengecam Ridwan Saidi.

Sebelum menngakhiri aksinya, perwakilan elemen mahasiswa dan masyarakat Kabupaten Demak tersebut juga melaksanakan ziarah ke makam Raden Fatah di kompleks pemakam Kesultanan Demak, yang berada di bagian samping kompleks Masjid Agung Demak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement