REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Striker Chelsea Demba Ba menyarankan kepada semua pemain berkulit hitam agar meninggalkan Serie A Italia. Hal tersebut terkait beberapa kasus rasisme yang menimpa dan merebak di atmosfer sepak bola negara itu.
Seperti diketahui, kasus rasisme kerap terjadi di Serie A Italia. Terbaru, penyerang Inter Milan Romelu Lukaku menjadi korban pelecehan rasial dari pendukung Cagliari saat menjalani pertandingan akhir pekan lalu.
Ungkapan bernada rasis itu kemudian justru direspons positif oleh para pendukung Inter Milan dengan nada membela para suporter Cagliari. Mereka melayangkan surat yang isinya menyatakan bahwa nyanyian yang menirukan suara kera bukanlah ungkapan bernada rasis, sebagaimana dikutip dari laman football italia.
"Inilah alasan mengapa saya memutuskan untuk tidak bermain di sana ketika saya bisa. Pada titik itulah, saya berharap semua pemian berkulit hitam segera keluar dari liga ini," ujar Ba dalam akun Twitternya.
Ba mengatakan, jika semua pemain kulit hitam bersatu, maka hal tersebut bisa menjadi pelajaran penting bagi suporter-suporter di Serie A Italia. "Tentunya hal itu tidak akan menghentikan kebodohan dan kebencian mereka, tetapi setidaknya mereka tidak akan memengaruhi [permainan]," kata Ba.
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Selasa (3/9), mengumumkan akan menginvestigasi kasus rasis yang menimpa penyerang Inter Milan Romelu Lukaku. Aksi rasis itu dilakukan oleh pendukung Cagliari saat kedua tim bertanding pada Senin (2/9) dini hari WIB.
Mengutip Football Italia, pendukung Cagliari meneriaki Lukaku dengan nyanyian meniru suara monyet saat sang striker akan mengambil tendangan penalti. Pada Pertandingan itu, Inter menang di Stadion Sardegna Arena dengan skor 2-1.
Komisi Disiplin FGIC mengonfirmasi bahwa pihaknya akan mengidentifikasi secara keseluruhan terkait insiden tersebut, termasuk meminta informasi kepada pendukung yang ada di Sardegna Arena.
Selain aksi kepada Lukaku, pendukung Cagliari juga sempat melakukan aksi tak terpuji serupa kepada Moise Kean yang saat itu masih berseragam Juventus. Namun FGIC tidak memberi hukuman kepada fan Cagliari. Dengan adanya kejadian ini menjadi momentum bagi FGIC untuk memberi hukuman agar kasus rasisme tidak terulang kembali.