Jumat 06 Sep 2019 04:15 WIB

Industri Makanan Kembangkan Daya Saing Lokal

Pemerintah tengah memodifikasi tepung ubi untuk mendongkrak daya saing.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
ubi kayu
Foto: wikipedia
ubi kayu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus terhadap pengembangan daya saing industri makanan dan minuman (mamin) dengan memanfaatkan teknologi 4.0. Salah satu contohnya adalah dengan mengembangkan memodifikasi produk tepung dari ubi kayu. 

Hal ini sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 yang telah memilih industri mamin menjadi satu dari lima sektor manufaktur prioritas yang diandalkan dalam memasuki industri 4.0.

“Indonesia berpenduduk sangat besar, maka ketersediaan makanan merupakan hal yang utama,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara pada peringatan 100 tahun BBIA, Bogor, seperti dalam keterangan tulis, Kamis (5/9). 

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah tengah menerapkan modified cassava flour (Mocaf) yang merupakan produk tepung dari ubi kayu yang diproses dengan cara memodifikasi sel ubi kayu melalui fermentasi. Penerapannya membutuhkan teknologi industri 4.0.

Penerapan teknologi industri 4.0, kata dia, membuat waktu yang dibutuhkan untuk prosesnya dapat dipangkas sehingga semakin efisien dan dapat dipantau secara real time. Bahkan, bahan baku hingga produk jadinya menjadi relatif lebih higienis.

“Jadi, showcase Mocaf 4.0 ini merupakan salah satu upaya untuk mendongkrak daya saing industri makanan di dalam negeri karena industri makanan dan minuman merupakan salah satu andalan dalam kelompok sektor manufaktur nasional,” ujarnya. 

Berdasarkan catatan Kemenperin di kuartal II 2019, industri mamin tumbuh sebesar 7,99 persen.  Angka ini melampaui pertumbuhan ekonomi yang tercatat mencapai 5,05 persen di periode yang sama. Di samping itu, industri makanan menjadi penyetor terbesar terhadap nilai ekspor nasional yang mampu menembus hingga 12,36 miliar dolar AS. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai tepung mocaf dapat mendorong daya saing industri makanan di dalam negeri. “Jika upaya itu banyak dibina di kawasan, maka akan cukup besar potensinya. Asumsinya, satu kawasan sekian ton, tinggal dikalikan saja berapa kawasan bisa dikloning menjadi bisnis model tersebut,” kata dia.

Enny menambahkan, tepung mocaf dapat menjadi substitusi terigu impor. Sebab, terigu menjadi kebutuhan bahan baku utama di sebagian banyak industri makanan yang berbasis tepung. Selain itu, terigu banyak variasi yang dapat dijadikan alternatif untuk produk lainnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement