Kamis 05 Sep 2019 23:54 WIB

Kekhasan Spesialisasi Tiga Pesantren Manbaul Ulum Cirebon

Pesantren Manba'ul Ulum mempunyai kekhasan pendalaman ilmu.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Santri Ponpes Manba'ul Ulum Cirebon sedang beraktivitas.
Foto: Republika/Andrian
Santri Ponpes Manba'ul Ulum Cirebon sedang beraktivitas.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sejak berdiri pada 1987, Pondok Pesantren Manba'ul Ulum Cirebon mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pesantren yang dirintis  KH Ghojali dan KH Mahfudz Suja'i itu kini bahkan mempunyai tiga cabang yang berada di wilayah yang sama yakni di  Desa Sindangmekar, Kecamatan Dukupuntang, Cirebon. 

Namun begitu, pesantren-pesantren itu dinaungi oleh yayasan yang sama yakni Yayasan Manba'ul Ulum. Pimpinannya pun masih satu keluarga dari perintisnya. Meski begitu, tiga pesantren ini mempunyai kekhasan tersendiri. 

Baca Juga

Pesantren Manba’ul Ulum adalah pesantren yang pertama berdiri. Pesantren ini berawal dari santri-santri kalong yang diajar Kiai Ghojali sebelum 1970. Setelah itu, pada masa kepemimpinan KH  Mahfudz Suja'i yakni pada 1987 para santri mulai mondok atau bermukim. 

Seiring berjalannya waktu pondok Manba’ul Ulum ini bertransformasi menjadi pesantren yang memadukan pendidikan pesantren tradisional dan modern dengan model pendidikan Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah. 

photo
Kegiatan mengaji di Ponpes Manba’ul Ulum Cirebon.

Karenanya {esantren Mambaul Ulum pun memadukan pendidikan kepesantrenan pada sistem pendidikan formal baik Tsanawiyah dan Aliyah dengan model pendidikan Tarbiyatul Mu'allimin Al Islamiyyah. Pesantren yang dipimpin KH Mahfudz Hudlori itu pun mempunyai beragam program seperti program bahasa asing, jurnalistik, Marching band dan lainnya. Saat ini total di Pesantren ini ada sebanyak 750 santri.

“Kita gabung di sini antara salaf dan khalaf (modern)kita sinergikan, karena salaf punya plus dan khalaf juga punya plus,” kata dia. 

Menurut dia, metode salaf dalam pengusasaan kitab lebih menonjol dan yang khalaf dalam penguasaan bahasa dan mengekspresikan diri dalam berbagai kegiatan itu lebih menonjol. 

“Di sini kita gabungkan itu. Jadi alhamdulillah banyak peminat yang nyantri di sini,” kata Pengasuh Pesantren Manba'ul Ulum, KH Mahfudz Hudlori saat berbincang dengan Republika,co.id pada Kamis (29/8).

Selain itu ada pesantren Mamba’ul Ulum II yang berdiri pada 2005, Pesantren ini bersebelahan dengan Pesantren Manbaul Ulum pertama. Pesantren ini dipimpin KH Budiman Mahfudz. 

photo
Santri Ponpes Manba'ul Ulum Cirebon sedang beraktivitas.

Menariknya santri di pesantren ini tak hanya mengaji kitab kuning namun juga berfokus pada hafalan Alquran atau tahfiz. Saat ini total santrinya sebanyak 300 santri.

Sedang Pesantren Manba'ul Ulum Salafi memfokuskan pendidikan santrinya pada pendalaman literatur-literatur keislaman dengan metode salafi. Pesantren yang dipimpin KH Taufiq itu kini mempunyai total 80 santri.

Menurut KH Mahfudz Hudlori dengan keberadaan tiga pesantren itu dapat menampung semua keinginan wali santri yang hendak memondokan anaknya. 

“Jadi kita tanya dulu, maunya kemana? mau menghafal Alquran ya di MU dua, bisa berbahasa asing di sini, ingin mendalami kitab di Salafiyah jadi sudah terbagi,” katanya.  

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement