REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu bukti peninggalan terbesar era peradaban Islam di abad pertengahan adalah Masjid Ummayah. Tak heran, bila bangunan yang hingga kini masih bertengger kokoh itu menjadi salah satu bangunan masjid terpenting di Damaskus. Bangunan Masjid Umayyah berasal dari sebuah rumah pemujaan bangsa Yunani yang dibangun sekitar tahun 1000 SM.
Sebelum Islam datang, kaum Nasrani menyulapnya menjadi gereja. Ketika Islam menginjakkan kakinya dan disambut penduduk Damaskus, bangunan itu oleh Abu Ubaidah bin Jarrah mulai difungsikan sebagai masjid. Awalnya, bangunan itu sebagaian digunakan sebagai gereja dan sebagian lainnya untuk tempat ibadah umat Islam.
Seiring waktu, jumlah penganut Islam bertambah banyak sedangkan penganut Kristen berkurang. Khalifah Al-Walid kemudian memutuskan untuk menjadikan bangunan itu sebagai masjid. Bentuk dan arsitekturnya pun diubah. Pemerintahan Islam, saat itu, membangunkan sebuah gereja baru bagi kaum Nasrani.
Tak seluruh desaian bangunan kuno itu diubah. Dua dari tiga buah balkon masih tetap digunakan. Khalifah Al-Walid I yang dikenal memiliki selera arsitektur yang tinggi membangun kembali bangunan itu menjadi sebuah masjid dengan sentuhan teknologi moderen dan tetap memperhatikan aspek estetikanya. Pada era masa keemasan, Masjid Umayyah menjadi pusat kegiatan umat Islam.
Sayangnya, masjid rancangan Khalifah Al-Walid I itu terbakar pada tahun 461 H. Masjid itu kemudian diganti dengan bangunan baru yang berbeda dari bentuk pertama dan mengikuti model masjid biasa. Bangunan baru itu memiliki tiga buah menara, tiga buah kubah, empat buah mihrab, tiga buah saumaah, dan empat buah gapura.