Jumat 06 Sep 2019 10:39 WIB

Drama Komedi Kapal Goyang Kapten Selipkan Pesan Moral

Kapal Goyang Kapten sudah tayang sejak 5 September di bioskop Indonesia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Press screening dan konferensi pers Film Kapal Goyang Kapten di Kuningan, Jakarta, Senin (26/8).
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
Press screening dan konferensi pers Film Kapal Goyang Kapten di Kuningan, Jakarta, Senin (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Kapal Goyang Kapten telah mulai ditayangkan sejak 5 September 2019 secara serentak di seluruh bioskop di Indonesia. Film yang diproduseri Roni Parini ini menghadirkan Mathias Muchus, Ge Pamungkas, Yuki Kato, Muhadkly Acho, Mamat Alkatiri, Babe Cabita, Arief Didu, Asri Welas, Romaria Simbolon, Naomi Papilaya, Yusril, Andi Anissa, Ryma Gembala, dan Ananta Rispo sebagai pemain.

Penulisan skenario film bergenre drama komedi tersebut dipercayakan pada Muhadkly Acho dan Awwe. Di bawah arahan sutradara Raymond Handaya, para pemain menjalani proses syuting selama 18 hari di provinsi Maluku, tepatnya di Pulau Ambon dan di kepulauan Tual, Maluku Tenggara.

Maluku dipilih karena di sana terdapat banyak pulau dan pantai yang indah, sehingga cocok dengan kebutuhan lokasi yang ada dalam skenario film ini. Mega Pilar Pictures pun ingin memperlihatkan masih banyak tempat-tempat indah yang ada di Indonesia.

Raymond menjelaskan, Kapal Goyang Kapten mengangkat tema tentang pembajakan kapal. Film pembajakan cenderung indentik dengan drama dan aksi, tetapi tidak demikian dengan yang satu ini.

"Kapal Goyang Kapten dibungkus dengan ramuan drama dan komedi," ujar Raymond dalam acara konferensi pers dan press screening film Kapal Goyang Kapten di Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Melalui Kapal Goyang Kapten, Raymond mengkritisi fenomena di masyarakat soal anak yang terlahir dari keluarga kaya atau mapan. Ia mencermati, anak yang demikian rata-rata terbiasa hidup enak dan nyaman dari lahir sehingga cenderung tidak mandiri dan tidak bisa bekerja.

"Permasalahannya bisa dari orang tua yang terlalu memanjakan anaknya dan takut memberikan kepercayaan atau dari sisi anak yang memang sudah terbiasa hidup enak sehingga jadi manja," katanya.

Raymond juga berusaha mendorong kembalinya budaya gotong-royong dan pentingnya bekerja sama. Ia mengingatkan bahwa masalah yang dihadapi akan lebih mudah terselesaikan dengan bekerja sama dibandingkan dihadapi sendirian.

Film Kapal Goyang Kapten mengisahkan tentang tiga orang pembajak amatir yang mencoba untuk membajak kapal wisata yang sedang berlayar di Laut Maluku. Kapal wisata ini berisikan beberapa turis lokal dan seorang kapten kapal. Namun, karena keluguan para pembajak, mereka malah terjebak bersama dengan para penumpang dan kapten kapalnya di pulau kosong tak berpenghuni.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement