REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Majelis Taklim Kaum Ibu Darul Akhyar Parungbingung menggelar pengajian rutin tiap Jumat pagi, pukul 06.00-07.00. Pengajian tersebut diadakan di Ponpes Darul Akhyar Parungbingung, Kota Depok, Jawa Barat.
Pemateri adalah Dr KH Syamsul Yakin MA, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Madinatul Qur'an Sawangan Kota Depok dan Ponpes Darul Akhyar.
Pengajian MT Kaum Ibu Darul Akhyar membahas kitab Sullamul Munajat. Pada Jumat (6/9), pengajian tersebut mengupas shalat para malaikat.
“Seperti diungkap Syaikh Nawawi Banten dalam Sullamul Munajat, Sayidina Jabir dan Sayidina Mu’adz bercerita tentang Nabi SAW yang ke naik ke langit (pada saat Isra Mi’aj). Di langit dunia, Nabi SAW melihat para malaikat yang selalu tegak berdiri sejak mereka diciptakan. Para malaikat itu senantiasa berdzikir dan tidak pernah melakukan ruku',” kata Syamsul Yakin mengawali pembahasannya.
Ia menambahkan, selanjutnya di langit kedua, Nabi SAW juga melihat para malaikat yang senantiasa melakukan ruku’. “Mereka tidak pernah mengangkat kepala,” tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/9).
Begitu juga saat Nabi SAW berada di langit ketiga, ia melihat para malaikat dalam keadaan terus-menerus sujud. “Mereka tidak pernah mengangkat kepala, kecuali saat Nabi SAW mengucapkan salam,” paparnya.
Namun, kata Syamsul yakin, karena mereka mengangkat kepala, mereka mengulangi sujud itu sebanyak dua kali sujud dalam setiap rakaat (shalat mereka).
Saat Nabi SAW berada di langit keempat, ia melihat para malaikat sedang membaca tasyahud secara terus-menerus. Hal serupa juga terjadi di langit kelima.
“Di sana Nabi SAW melihat para malaikat tak henti-hentinya membaca tasbih dan dzikir untuk memuji dan mengingat Allah SWT,” katanya.
Di langit keenam, Nabi SAW juga melihat para malaikat senantiasa membaca takbir. “Hal serupa terjadi di langit ketujuh, Nabi SAW melihat para malaikat terus saja mengucapkan Ya Salam, Ya Salam,Ya Salam sejak mereka diciptakan,” tuturnya.
Kemudian terbersit di hati Nabi SAW agar memiliki kualitas ibadah seperti yang dilakukan para malaikat di tujuh petala langit itu, baik bagi dirinya maupun umatnya. “Hal itu direspons oleh Allah SWT yang mengetahui keinginan makluk-Nya. Termasuk mengerti apa yang terbersit di hati Nabi SAW,” paparnya.
Berikutnya Allah SWT mengumpulkan seluruh ibadah (shalat) yang dikerjakan para malaikat di tujuh petala langit itu senilai dengan dua rakaat shalat yang dilakukan Nabi SAW dan umatnya.
Sayidina Jabir dan Sayidina Mu’adz, kata Syamsul Yakin, memungkasi cerita mereka dengan berkata, “Siapa saja yang mendirikan shalat dibarengi dengan mengaggungkan Allah SWT, menyempurnakan setiap rukunnya, ruku’, dan sujudnya, maka Allah akan memberinya pahala seperti pahala para malaikat (yang senantiasa beribadah) di tujuh lapis langit.”