Jumat 06 Sep 2019 15:23 WIB

Pemerintah Yakin Potensi Capital Outflow Bakal Rendah

Capital outflow di pasar keuangan Indonesia masih dapat dikendalikan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia (ilustrasi)
Foto: Republika
Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia dalam risetnya, Global Economic Risk and Implications for Indonesia menyebut Indonesia berpotensi mengalami capital outflow atau keluarnya dana asing dalam jumlah besar di tahun ini.  Hal itu terjadi lantaran dampak dari resesi ekonomi global yang utamanya dipicu perang dagang.

Meski begitu, pemerintah masih optimistis prediksi outflow yang dikemukakan oleh Bank Dunia masih dapat terkendali. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir, mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik dengan tingkat imbal hasil surat utang negara yang tinggi.

Hal itu membuat pasar keuangan domestik masih menarik bagi para investor. "Kemungkinan capital outflow seperti yang dikemukakan World Bank, rendah," kata Iskandar kepada Republika.co.id, Jumat (6/9).

Ia mengatakan, capital outflow di pasar keuangan Indonesia masih dapat dikendalikan dengan asumsi stabilitas domestik terjaga. Khususnya, potensi gejolak politik dan keamanan. Dua hal itu akan sangat menentukan pandangan para pemilik modal untuk tetap menahan dananya di Indonesia.

Iskandar menegaskan, Indonesia belum memiliki tanda-tanda akan memiliki resesi. Menurut dia, yang terjadi saat ini adalah ekonomi dunia yang diprediksi bakal mengalami resesi akibat gejolak yang terjadi di negara-negara maju. Itu semua bermuara dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina yang masih berlarut-larut.

Perang dagang itu membuat 33 perusahaan di Cina melakukan relokasi di keluar, namun tidak ada yang memilih Indonesia. Sebanyak 23 perusahaan memilih Vietnam sementara 10 sisanya ke Kamboja, India, Malaysia, Meksiko, Serbia, dan Thailand.

Iskandar mengatakan, Indonesia tidak menjadi  tujuan relokasi industri lantaran proses perizinan tidak secepat negara lain. Karena itu, Presiden Joko WIdodo telah memerintah seluruh kementerian lembaga untuk memotong proses perizinan agar proses menjadi cepat.

Lewat cara itu, diharapkan investasi sektor riil bisa masuk ke Indonesia sehingga tidak lagi bergantung pada aliran modal asing yang masuk ke pasar modal. Sebab, sebagaimana diketahui, Indonesia saat ini amat rentan terhadap capital outflow, sementara aliran modal asing yang masuk ke sektor riil cenderung minim.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement