REPUBLIKA.CO.ID, PADANG— Hijrah adalah momen penting bagi umat Islam dalam konteks kekinian. Jika dulu Nabi Muhammad SAW mengajarkan hijrah dengan perpindahan fisik dari Mekkah ke Madinah.
Tapi sekarang, menurut dai muda, Ustaz Mustafa, hijrah tidak harus perpindahan fisik. Tapi dengan mengubah pola hidup beragama menjadi lebih baik.
"Inti dari hijrah adalah perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik," kata Ustaz Mustafa saat mengisi pengajian pada peringatan 1 Muharram 1441 H di Masjid Raya Sumatra Barat, Jumat (6/9).
Hijrah dalam konteks keagamaan pada zaman sekarang, menurut alumni al-Azhar, Kairo, Mesir itu, tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa perencanaan yang matang.
Dia mencontohkan bagaimana hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah dipersiapkan dengan konsep yang matang. Di mana ada beberapa sahabat yang telah mendahului perjalanan ke Madinah.
Kemudian saat Nabi hendak berangkat, ada sahabat yang menggantikan Nabi tidur di kamarnya agar gerak-geriknya tidak diketahui musuh dari kafir Quraisy. Ada juga sahabat yang menyiapkan perbekalan Nabi selama dalam perjalanan.
Setelah berhari-hari perjalanan yang penuh rintangan, Nabi akhirnya sampai ke Madinah dan berhasil menyebarluaskan ajaran Islam.
Hijrah saat ini pun juga harus demikian, menurut Ustaz Mustafa. Umat Islam yang ingin hijrah hati harus membuat persiapan. Agar hal-hal yang akan menghambat hijrah bisa dikesampingkan demi mencapai tujuan hijrah di jalan Allah SWT.
"Semua kelemahan-kelamahan diri harus kita perbaiki. Dan perbaiki niat dengan motivasi tinggi untuk mendapat kesempatan merasakan nikmatnya surga Allah," ujar Ustaz Mustafa.