REPUBLIKA.CO.ID, SERANG— Pemimpin yang berkualitas lahir dari kemampuan menyelesaikan tantangan, termasuk teknologi.
Penegasan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Muhaimin Iskandar saat mengisi materi Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII GP Ansor, di Pondok Pesantren An-Nawawi Al-Bantani, Tanara, Serang, Banten, Jumat dinihari (6/9).
Di hadapan lebih dari seratusan kader Ansor terbaik tingkat nasional, Gus Ami, sapaan akrab Muhaimin, kader Ansor yang berkualitas lahir dari kesolidan menghadapi kritik baik yang berasal dari dalam maupun dari luar.
Gus Ami juga meminta kader terbaik Ansor yang mengikuti PKN agar paham teknologi. "Ansor sebagai kawah candradimuka kepemimpinan NU harus melahirkan pemimpin yang sigap soal teknologi, serta beradaptasi dengan hal baru," kata pria yang juga Ketua Umum DPP PKB.
Di era perkembangan teknologi informasi, lanjut Gus Ami, harus ada perubahan cara pandang kepemimpinan. Pemimpin harus bisa mengombinasikan kondisi lapangan atau sosio-cultural dengan teknologi informasi.
Dengan demikian, peserta PKN, diharapkan mampu menggabungkan model kepemimpinan yang bersinergi dengan teknologi informasi.
“Sebab itu, saya merasa bangga diundang ke sini, diajak berpikir bagaimana mencetak pemimpin dan tentang masa depan bangsa Indonesia,” katanya.
Ditambahkannya, beberapa tahun terakhir, GP Ansor telah menunjukkan eksistensinya dan merupakan organisasi di lingkungan NU yang paling dibanggakan. Maka, katanya, konsistensi ini harus terus dijaga untuk mengisi kebutuhan masa depan bangsa.
Ditegaskan Gus Ami, NU akan memasuki masa keemasan atau Golden Times sejak didirikan pada 1926 dan biasanya, mendekati masa 100 tahun akan ada keajaiban-keajaiban.
“Insya Allah dengan konsistensi dan soliditas, kita akan mampu menopang masa 100 tahun NU. Namun tak hanya menyiapkan menjelang 100 tahun namun juga menyiapkan 100 tahun ke depan berikutnya,” kata dia.
Sementara Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Abdul Rochman, mengungkapkan momentum menjelang 100 tahun NU merupakan ajang untuk refleksi diri. "Dalam masa ini, dibutuhkan totalitas dalam belajar dan beradaptasi dengan hal baru," ujar Adung, begitu akrab disapa.