Sabtu 07 Sep 2019 02:19 WIB

Pengadilan Turki Hukum Politisi Wanita karena Hina Erdogan

Canan Kaftancioglu dituduh menghina Presiden Erdogan dan sebarkan propaganda teroris

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pendukung AK Party yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di luar markas partai di Istanbul, Senin (1/4). Partai Erdogan unggul di pemilihan lokal.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Pendukung AK Party yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di luar markas partai di Istanbul, Senin (1/4). Partai Erdogan unggul di pemilihan lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dakwaan dialamatkan kepada politisi oposisi anti Erdogan Canan Kaftancioglu di Turki. Kaftancioglu dituduh menghina pemerintah dan pelayan publik dan menyebarkan propaganda terorisme.

Pengadilan Turki telah menjatuhkan hukuman sembilan tahun delapan bulan penjara kepada pejabat oposisi terkemuka karena "menghina" presiden dan "menyebarkan propaganda teroris".

Dakwaan, yang disampaikan pada hari Jumat, (6/9) juga menuduh Canan Kaftancioglu, anggota Partai Rakyat Republik (CHP), menghina pemerintah dan pegawai negeri, menghasut kebencian dan permusuhan, sebagian besar berdasarkan tweet yang diposting antara 2012 dan 2017.

Kaftancioglu membantah tuduhan itu dan menegaskan persidangannya bermotivasi politik. "Keputusan tidak diambil di pengadilan, tetapi di istana [presiden]," katanya dilansir dari Aljazeera, saat ia menyapa ratusan pendukung di luar pengadilan setelah putusan.

Kerumunan pendukung yang berkumpul di luar ruang sidang meneriakkan: "bahu-membahu melawan fasisme."

Tweak yang digunakan oleh penuntutan terhadap Kaftancioglu termasuk satu di mana ia mengkritik kematian seorang anak lelaki berusia 14 tahun yang terkena granat gas air mata selama protes massa "Taman Gezi" tahun 2013.

Kicauannya juga mengkritik tanggapan pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan terhadap upaya kudeta 2016. CHP mengatakan Kaftancioglu tidak akan segera pergi ke penjara sambil menunggu banding.

'Menghukum Istanbul'

Kaftancioglu, kepala cabang CHP di Istanbul, memainkan peran penting dalam kemenangan mengejutkan walikota Istanbul yang baru di CHP, Ekrem Imamoglu, awal tahun ini - pertama kalinya partai Erdogan kehilangan kekuasaan di kota terbesar Turki dalam hampir dua dekade.

Kemenangan pemilihan pertama Imamoglu pada bulan Maret dengan selisih tipis dibatalkan oleh Dewan Pemilihan Tertinggi dan pemilihan kedua diumumkan untuk Juni, setelah klaim kontroversial kecurangan oleh Presiden Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK).

Imamoglu melanjutkan dengan menjalankan kembali pemilihan suara di mana ia mengalahkan lawan AKP-nya dengan selisih 10 poin."Pengadilan ini bertujuan untuk menghukum Istanbul dan mereka yang membantu kemenangan rakyat Istanbul. Saya tidak akan pernah melepaskan ide dan keyakinan saya. Mereka berpikir mereka dapat menakuti kita, tetapi kita akan terus berbicara," kata Kaftancioglu.

Berbicara kepada wartawan di kota Izmir, Imamoglu mengatakan dia yakin vonis akan dibatalkan saat naik banding."Terlepas dari segalanya, Turki kami memiliki hakim yang akan membuat keputusan yang tepat tentang masalah ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement