REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Perdana Menteri Denmark mengatakan bahwa negaranya akan berbicara dengan sejumlah sekutu Eropa. Denmark berniat untuk ikut dalam misi maritim internasional menjaga kapal-kapal yang berlayar melalui Selat Hormuz.
"Kami menantikan kemungkinan kontribusi Denmark dalam upaya internasional yang dipimpin Eropa, kami sedang berdialog dengan sejumlah negara Eropa tentang bagaimana upaya ini dapat diorganisir," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, seperti dilansir Irish Independent, Sabtu (7/9).
Prancis mendorong Eropa sebagai alternatif pemimpin koalisi yang sebelumnya diinisiasi Amerika Serikat. Langkah untuk melindungi kapal tanker dan kargo yang menghadapi ancaman Iran di Selat Hormuz.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan menteri pertahanan Prancis akan mendiskusikan cara agar angkatan Laut Prancis dapat melakukan koordinasi dengan Washington dalam memastikan kebebasan navigasi di salah satu jalur minyak paling penting di dunia itu.
"Ketika datang ke Selat Hormuz, kami mempunyai tanggapan yang bijak dan sejumlah negara Eropa juga melakukannya, kami mencoba dan menciptakan operasi yang dipimpin Eropa, yang mana harusnya tidak dianggap sebagai alternatif atas kehadiran Amerika, tapi sebagai tambahan," kata Frederiksen.
Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen mengatakan, negaranya juga akan menambah 700 pasukan, satu kapal pengawal, dan empat pesawat jet ke pasukan Nato. Selain itu, mereka juga akan mengirimkan satu kapal pengawal untuk mendukung kapal induk AS yang mulai berlayar di Atlantik Utara dan Laut Mediterania pada awal tahun depan.
Pada awal tahun ini, negara NATO itu juga sudah berjanji meningkatkan anggaran militer mereka dari 1,35 persen dari PDB tahun ini menjadi 1,5 persen pada tahun 2023.
Setelah idenya untuk membeli Greenland ditolak, Presiden AS Donald Trump membatalkan kunjungannya ke Denmark yang tadinya sudah dijadwalkan pada awal bulan September ini.
Lalu Trump menyerang Denmark di media sosial Twitter. Ia mengkritik negara itu karena tidak mencapai target anggaran militer NATO sebesar 2 persen per tahun.
"Satu hal berapa banyak uang yang kami keluarkan untuk pertahan kami terpisah dari hal lain dalam kapasitas dan kemampan kami dalam menjadi bagian kerja sama pertahanan," kata Frederiksen.