Sabtu 07 Sep 2019 14:40 WIB

Soal Pemukulan Guru Oleh Orangtua Murid, Ini Kata Mendikbud

Mendikbud mengimbau masalah yang terjadi di sekolah diselesaikan secara baik-baik.

Rep: Dian Erika Nugraheny / Red: Friska Yolanda
Guru yang menjadi korban pemukulan Astia (40) menangis ketika membaca tulisan siswanya saat berlangsung kegiatan 'trauma healing' di SD Inpres Pa'bangngiang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (6/9/2019).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Guru yang menjadi korban pemukulan Astia (40) menangis ketika membaca tulisan siswanya saat berlangsung kegiatan 'trauma healing' di SD Inpres Pa'bangngiang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (6/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, mengatakan pihaknya telah bertemu dengan guru yang menjadi korban pemukukan orangtua siswa di Gowa, Sulawesi Selatan. Muhadjir mengimbau para orangtua tidak main hakim sendiri saat di sekolah.  

"Kami ingin tahu kejelasan persoalannya saja. Bagaimana duduk masalahnya. Dan saya kira perlu ada pemahaman yang cukup kepada orangtua siswa tentang bagaimana cara menangani kalau ada konflik, ada masalah di sekolah, " ujar Muhadjir kepada wartawan di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/9). 

Muhadjir berpesan agar orangtua siswa tidak mudah mengambil langkah sendiri jika ada konflik. Masalah yang terjadi di sekolah bisa diselesaikan baik-baik.  

"Semua bisa diselesaikan dengan kepala dingin, jangan main hakim sendiri gitu lho.  Sebab kalau guru dilanggar hak-haknya sebagai pribadi itu bisa mengganggu kewibawaan guru. Sebab itu saya mohon agar orangtua lebih arif dalam menghadapi masalah di sekolah," tegas Muhadjir.  

Selain itu, dia pun menyarankan seluruh sekolah mengundang semua wali murid saat penerimaan siswa baru.  Kemudian saat itu orangtua diberi penjelasan soal apa kewajiban sekolah, kewajiban dan hak orangtua, kewajiban guru maupun hak guru.

"Sehingga mana hak guru yang harus dihargai orangtua dan mana hak orangtua yang harus dihargai guru itu jelas," tambahnya.  

Sebelumnya, dua murid Sekolah Dasar (SD) bersama orang tuanya di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengeroyok seorang guru bernama Astiah saat proses belajar mengajar, Rabu (4/9). Sang guru yang dipukul dan dicakar berkali-kali mengalami luka-luka di wajahnya.

Pengeroyokan ini terjadi di dalam salah satu kelas di SD Negeri Pa’bangiang di Jalan Andi Tonro, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. Aksi pengeroyokan guru tersebut direkam oleh guru lain.

Dalam video terlihat dua murid dan orang tuanya berusaha memukuli dan mencakar Astiah bertubi-tubi. Padahal, guru tersebut tengah memberikan materi pelajaran di ruangan kelas. Kejadian itu membuat sejumlah siswa menangis karena terkejut dan ketakutan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement