Sabtu 07 Sep 2019 21:35 WIB

Erick Thohir Akui Film Gundala Sudah Raup Untung

Film Gundala mendapat respons positif dari masyarakat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nashih Nashrullah
Executive Produser Bumilangit Entertainment Erick Thohir memberikan sambutan dalam peluncuran jagat sinema Bumilangit Jilid 1 di Plaza Senayan, Jakarta, Ahad (18/8). Jagat Sinema Bumilangit akan dibuka dengan patriot pertama yaitu gundala yang filmnya akan tayang pada 29 Agustus 2019.
Foto: Republika/Prayogi
Executive Produser Bumilangit Entertainment Erick Thohir memberikan sambutan dalam peluncuran jagat sinema Bumilangit Jilid 1 di Plaza Senayan, Jakarta, Ahad (18/8). Jagat Sinema Bumilangit akan dibuka dengan patriot pertama yaitu gundala yang filmnya akan tayang pada 29 Agustus 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu investor film Gundala, pemimpin Mahaka Media yakni Erick Thohir mengakui sudah meraup untung dari film tersebut.

Film keluaran PT Screenplay Bumilangit Produksi atau Bumilangit Studios yang dirilis pada 29 Agustus 2019 ternyata disambut positif. "Gundala malah bukan balik modal lagi, malah sudah untung," kata Erick saat ditemui di Jakarta, Sabtu (7/9). 

Baca Juga

Sayangnya, Erick belum mau menyebutkan berapa keuntungan yang sudah didapatkan dari film yang disutradarai Joko Anwar itu. 

Erick belum mau membocorkan keuntungannya karena saat ini film tersebut masih tayang di bioskop. "Saya nggak mau bilang begitu (untung besar) nanti saja tunggu kalau film sudah selesai diputar," tutur Erick.  

Terlebih, Erick mengatakan biasanya setelah tayang di bioskop Indonesia akan ada peredaran hingga internasional. Erick melihat jika keuntungan dari film Gundala akan diungkap maka kemungkinan menunggu tujuh bulan setelah film turun dari bioskop.  Meskipun begitu, Erick tak ingin melihat suatu karya film dari segi untung dan ruginya. "Tapi kita yakin kalau memproduksi film bagus Insya Allah untung," ujar Erick.   

Paling penting dari produksi film Indonesia, kata Erick, konten lokal juga harus berkembang. Terlebih film garapan Bumilangit Studio memunculkan karakter budaya yang harus dijaga menjadi bagian dari semuanya.   

Meski film Gundala bercerita tentang aksi seorang jagoan khas Indonesia, tapi dalam proses produksinya tidak sama sekali menggunkan teknologi green screen  sebagaimana film laga produksi luar negeri.

 "Kalau luar negeri ambil gambar pakai green screen, tapi kita kalau mau adegan di pabrik ya cari pabrik benaran, kalau pasar ya pasar benaran," kata Joko dalam konferensi pers usai media screening film Gundala di Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (28/8). 

Joko mengatakan, film yang proses produksinya hingga dua tahun itu tak menggunakan green screen lebih karena tidak tersedianya teknologi semacam itu di Indonesia untuk sebuah adegan yang membutuhkan ruangan yang besar. "Ruangan yang besar dan kedap suara untuk green screen itu tidak ada di Indonesia," tutur Joko.  

Sehingga film yang merupakan bagian pertama dari serial jagoan Jagat Sinema Bumilangit itu harus melakukan proses pengambilan gambar secara nyata. Setidaknya, kata Joko, terdapat 70 lokasi pengambilan gambarnya.  

Memang sejumlah adegan dalam film Gundala menampilkan aksi laga di ruang terbuka yang cukup luas seperti pasar dan pabrik. Dengan tidak memakai teknologi green screen, adegan yang ditampilkan lebih nyata. Suasana ketegangan pun lebih terasa bagi penonton.  

Film Gundala merupakan film pertama dari delapan serial film Jagat Sinema Bumilangit. Gundala dibintangi oleh Abimana Aryasatya, Bront Palarae, Tara Basro, Ario Bayu, dan sejumlah aktor kenamaan lainnya.  

Ceritanya diambil dari komik Indonesia itu diharapkan dapat memperlihatkan kepada generasi baru bahwa Indonesia mempunyai karakter jagoan yang layak dibanggakan. Joko menyebut, Gundala adalah sebuah film jagoan yang bisa dinikmati semua kalangan. Rahayu Subekti

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement