Sabtu 07 Sep 2019 23:56 WIB

Risiko Tsunami di Palu Bisa Berkurang Lewat Tanaman Pantai

Rekomendasi Tanaman Pantai di Palu berasal dari PPN/Bappenas

Peserta menanam bibit pohon mangrove di lokasi bekas tsunami di Pantai Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Rabu (17/7/2019).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Peserta menanam bibit pohon mangrove di lokasi bekas tsunami di Pantai Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Rabu (17/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sejumlah ahli nasional merekomendasikan pengurangan risiko bencana tsunami di pesisir Kota Palu, Sulteng, dengan menanam tumbuh-tumbuhan pantai. Rekomendasi ahli tersebut tertuang dalam surat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Pengurangan risiko bahaya tsunami di wilayah pesisir Kota Palu perlu dikombinasikan dengan infrastruktur hijau atau vegetasi pantai," kata Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengutip Abdul Malik Sadat Idris dalam surat yang diperoleh di Palu, Sulteng, Sabtu (7/9).

Berdasarkan data yang tersedia dan telah ditelaah, dipelajari dan diteliti para ahli itu, tanaman pantai tersebut dapat ditanam di wilayah bagian barat kawasan Teluk Palu, yang memiliki kondisi permukaan wilayah atau topografi cenderung agak miring atau landai.

Jika dilihat pada peta, wilayah barat Teluk Palu berada di Kecamatan Palu Barat dan Uluj adi tepatnya di Kelurahan Lere, Kampung Baru, Kabonena, Silae, Tipo hingga Buluri.

Rekomendasi para ahli nasional yang telah melalui diskusi ilmiah dan meninjau langsung lokasi bencana yang difasilitasi Kementerian PPN/Bappenas di Palu pada awal Agustus lalu itu merupakan pendukung dari jalan layang atau elevated road yang menjadi rekomendasi utama para ahli. Rekomendasi itu untuk melindungi dan mengurangi ancaman tsunami di pesisir ibu kota Provinsi Sulteng itu di masa depan.

"Dengan adanya kombinasi infrastruktur hijau danjalan layang diharapkan risiko tsunamidapat berkurang," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement