REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) mengapresiasi penerapan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian yang gencar dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) selama lima tahun terakhir. Penerapan ini dinilai tepat karena telah merevolusi wajah pertanian Indonesia menjadi lebih modern.
Ketua Umum PERAGI Moh Syakir, Sabtu (7/9) mengatakan dalam 5 tahun terakhir program Kementan berhasil meningkatkan level atau tingkat mekanisasi pertanian Indonesia sebesar 236 persen. Dia menilai program-program yang dilakukan pemerintah sesuai dengan visi utama oraganisasinya, yaitu menghasilkan sistem pertanian moderen dan efisien dengan berbasiskan penerapan inovasi teknologi di bidang agronomi.
"Penerapan teknologi dan inovasi terbaru di bidang agronomi sangat terlihat dalam kebijakan Mentan saat ini, seperti program optimalisasi pemanfaatan lahan sub optimal, penggunaan bibit unggul, peningkatan produksi dan produktivitas, juga usaha mendorong peningkatan nilai tambah komoditas melalui peningkatan kualitas produk pertanian," kata dia.
Usaha mendorong modernisasi pertanian melalui mekanisasi juga dinilai sukses. Berdasarkan data Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2018, level mekanisasi pertanian Indonesia meningkat 236 persen menjadi 1,68 HP (horse power)/hektare (ha), dari sebelumnya tahun 2015 level mekanisasi pertanian Indonesia baru 0,5 HP/ha.
Syakir mengatakan, pertanian Indonesia juga mampu berbicara banyak di forum internasional, serta mendapat pengakuan dari Badan Dunia dan negera-negara sahabat. Sebelumnya, Bappenas menilai belanja alsintan Kementan merupakan inovasi pendanaan pemerintah karena mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
"Bappenas mengatakan peningkatan 1 persen belanja Alsintan, maka akan mendorong 0,33 persen peningkatan subsektor pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian di daerah. Ini luar biasa sekali,” ujar Syakir.
Selain itu PERAGI menilai pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,7 dan mampu melewati target yang ditetapkan sebesar 3,5 merupakan capaian kinclong Menteri Pertanian saat ini. PERAGI adalah organisasi profesi para profesional, pemerhati, dan pecinta ilmu terapan di bidang pertanian.
Sedangkan agronomi adalah salah satu cabang utama ilmu pertanian yang dirintis para gurur besar Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1977.
"Ilmu ini mencakup tentang perbenihan, pertanaman/budidaya hingga masa panen," ujarnya.
Untuk terus membumikan itu, kata Syakir, Perhimpunan Agronomi Indonesia dalam waktu dekat akan mengadakan Kongres besar. Rencananya, acara akan dihadiri oleh ratusan delagasi dari 34 provinsi seluruh Indonesia pada 24 September 2019.
"Kami menilai pertanian dalam 5 tahun terakhir sudah sangat berubah dan telah mengubah mindset kita ke memodernisasi industri dan teknologi pertanian. Harapan kami Presiden Jokowi tetap mempertahankan dan melanjutkan program-program seperti ini," kata dia.