REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelayanan berstandar tinggi merupakan salah ciri utama rumah sakit (RS) Islam di era kekhalifahan. Pencapaian gemilang di era keemasan itu tak pernah tertandingi bangsa dan peradaban lainnya. Para khalifah memberi perhatian secara khusus tak hanya pada pendidikan namun juga taraf kesehatan rakyatnya.
Bukan tanpa alasan jika pemerintahan Islam di era keemasan menerapkan pelayanan kesehatan tinggi bagi rakyatnya. Para khalifah menyadari bahwa kesehatan merupakan bagian dari peradaban sebuah bangsa. Apalagi umat Islam meyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya. Sehingga membutuhkan ilmu kedokteran yang dapat menyembuhkan penyakit dengan standar pelayanan yang bagus.
Apalagi, ketika itu masyarakat Muslim hidup dalam kemakmuran. Mereka pasti akan mencari pengobatan yang terbaik. Selain itu, pada era keemasan ilmu pendukung kedokteran dan kesehatan tengah berkembang dengan begitu pesat. Maka, melayani kesehatan masyarakat dengan standar yang tinggi merupakan sebuah keharusan.
Pelayanan kesehatan berstandar pada era keemasan Islam juga ditopang dengan prestise dokter yang tinggi. Kala itu, para dokter dibayar dengan gaji yang sangat tinggi. Selain itu, setiap orang dari berbagai status memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi dokter.
Meski begitu, upaya yang harus ditempuh untuk menjadi seorang dokter tidaklah mudah. Seseorang bisa diterima menjadi mahasiswa kedokteran apabila menguasai studi Islam, filasafat, astronomi, seni, kimia, dan lainnya. Dokter adalah orang yang bijak dan berpengetahuan.
Tingginya standar pelayanan RS juga didukung keterlibatan dan keberpihakan penguasa dalam mengelola layanan publik. Para khalifah membangun RS di wilayah kekuasaan didasarkan atas alasan agama, keabadian, dan politik. Secara agama tentu alasannya ibadah. Dari sisi keabadian, dengan membangun RS para pemimpin itu ingin tetap dikenang. Sedangkan dari kaca mata politik, ingin menunjukan sebagai pemimpin memperhatikan nasib rakyatnya. Apapun alasannya, rakyat menikmati fasilitas kesehatan berstandar tinggi itu.
Selain itu, pelayanan kesehatan berstandar tinggi itu juga didukung dengan pendanaan yang cukup. Para penguasa mengalokasikan dana untuk operasional RS. Selain itu, RS beroperasi dengan batuan dan donasi serta wakaf dari umat Islam ketika itu. Sudah semestinya, konsep ideal ini ditiru para pemimpin dan penguasa saat ini.