Ahad 08 Sep 2019 15:45 WIB

Liliyana Natsir Sayangkan Penghentian Beasiswa Bulu Tangkis

Penghentian beasiswa bulutangkis dinilai menghambat kesempatan anak daerah.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Nur Aini
Mantan atlet bulutangkis nasional, Liliyana Natsir di GOR Satria, Purwokerto, Ahad (8/9).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Mantan atlet bulutangkis nasional, Liliyana Natsir di GOR Satria, Purwokerto, Ahad (8/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Mantan atlet bulu tangkis nasional, Liliyana Natsir menyayangkan berhentinya audisi umum beasiswa bulu tangkis yang digelar PB Djarum. Audisi umum beasiswa bulutangkis 2019 merupakan yang terakhir.

Dia menyebut, merasakan sempitnya kesempatan putra-putri daerah untuk bisa maju ke tingkat lebih tinggi.

Baca Juga

"Saya merasakan dulu, waktu di Manado. Saya susah, apalagi biaya dari Manado ke Jakarta ya, tiket pesawat saja sudah berapa, penginapan, kalau iya diterima, kalau tidak diterima?" kata Liliyana di GOR Satria, Purwokerto, Ahad (8/9).

Dia mengakui tidak semua orang tua mampu memfasilitasi anak-anak bertalenta untuk mendapatkan kesempatan lebih. Hal itu karena sebelum masuk ke Pelatnas, atlet muda dari klub lokal harus melalui jalan yang panjang seperti mengikuti turnamen di kota besar.

Dia mengakui animo peserta audisi sangat luar biasa. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu cara peserta untuk memanfaatkan kesempatan untuk mewujudkan impiannya.

"Apalagi tanpa membayar, kan daftar juga tidak bayar, kalau sampai mereka terjaring, sampai grand final nanti dan diterima, itu semua gratis," kata Liliyana. 

Atlet yang biasa dipanggil Butet itu menyebut tujuan anak mengikuti audisi adalah memanfaatkan fasilitas tersebut. Apalagi, untuk klub besar, audisi tersebut bisa menjadi cara atlet bisa terjaring oleh PBSI.

Dengan mata berkaca-kaca, Liliyana mengenang kembali perjuangannya sebelum masuk ke PB DJarum. Menurutnya, dia merasakan sekali apa yang dirasakan oleh atlet muda daerah.

"Kalau tidak masuk klub, kesempatan bertanding, sparing, itu kurang. Klub besar itu selain kesempatan bertandingnya besar, kita juga bisa lihat persaingan sebenarnya di kelompok usia itu," kata Liliyana.

Dia berharap, ada solusi untuk masalah audisi beasiswa bulu tangkit. Menurutnya, audisi harus tetap ada sebagai kesempatan putra daerah mewujudkan mimpi sebagai juara dunia.

"Karena kalau dia di daerah saja, paling dia jadi juara daerah, selesai. Syukur-syukur kalau di daerah dia ada turnamen dan terjaring, tapi ya itu kecil kemungkinannya, itu yang saya sayangkan," kata Liliyana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement