Ahad 08 Sep 2019 20:20 WIB

Tak Hanya Hama, Cuaca Sebabkan Penurunan Produksi Padi

Bulir kosong padi penyebab penurunan produksi padi karena penyerbukan tak sempurna.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Petani memanen padi sebelum masanya untuk menghindari serangan hama  ulat di Kampung Panauwan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul,  Kabupaten Garut, Jumat (6/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Petani memanen padi sebelum masanya untuk menghindari serangan hama ulat di Kampung Panauwan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Produksi padi di Kampung Panauwan, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, mengalami penurunan. Selain hama, penurunan produksi padi di wilayah itu juga disebabkan oleh perubahan cuaca.

Lahan sawah seluas 40 hektare di kampung itu yang biasanya 200 ton, dengan asumsi per hektare memghasillan 5 ton padi, produksinya menurun 30 persen dalam masa panen kali ini. 

Baca Juga

Kepala Seksi Serealia, Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Endang Junaedi mengatakan, salah satu penyebab penurunan produksi itu adalah serangan hama ulat grayak yang datang menjelang tanaman padi dipanen. Namun, ia menegaskan, tak seluruh lahan mengalami puso atau gagal panen. 

"Memang dampaknya produksi menurun. Tapi itu bukan semata karena serangan ulat grayak, tapi juga karena hasil padi hapa," kata dia.

Ia menjelaskan, adanya padi yang tidak berisi itu diakibatkan penyerbukan yang tidak sempurna. Pasalnya, selama musim kemarau banyak terjadi angin kencang dan suhu ekstrem, ditambah juga kekeringan.

Meski begitu, menurut dia, pihaknya telah melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada para petani untuk penanganan ulat. Salah satunya, agar petani menggunakan pestisida nabati untuk mengusir hama ulat.

Endang mengatakan, penggunaan pestisida memang harus yang bersifat nabati, lantaran hama ulat menyerang padi yang hampir matang. Menurut dia, pestisida itu akan lebih efektif digunakan pada sore hari. Pasalnya, ulat menyerang pada malam hari.

"Dua pekan lalu ketua gapoktan di sini ke dinas melaporkan ada serangan ulat. Kita berikan pestisida nabati untuk penyemprotan, tapi itu bukan di tanaman padi mau dipanen. Sementara ulat menyerang tanaman padi mau panen. Jadi ada misinformasi," kata dia.

Sementara penyemprotan pestisida kimia, lanjut Endang, tak boleh digunakan ke padi yang akan dipanen. Sehingga pihaknya tidak menganjurkan karena akan membuat residu kimia. Pestisida kimia hanya boleh digunakan untuk tanaman padi yang masih muda.

Ia mengatakan, sementara ini laporan serangan hama ulat baru di Kampung Panauwan. "Makanya kami langsung bertindak dengan memberikan stok obat. Kami tidak diam," kata dia.

Ia menjelaskan, selama musim kemarau memang terjadi penurunan produksi padi di Kabupaten Garut. Pertumbuhan padi sulit untuk normal karena kekurangan air. 

"Tapi kita belum ada datanya untuk keseluruhan," kata dia.

Bayu Adji P

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement