REPUBLIKA.CO.ID, Tembok di rumah yang berada di Jalan Langgar, RT 004 RW 04 Cilangkap, Jakarta Timur, terlihat berisi coretan. Tepatnya di rumah bernomor 41, milik presenter Bima Aryo. Coretannya hanya berisi tiga kata, ANJING KEMBALI MATI. Dua kata pertama berwarna hitam. Kata terakhir berwarna merah.
Coretan tersebut sepertinya berasal dari cat semprot. Menurut beberapa warga, meski singkat, coretan tersebut dianggap mewakili seluruh keluhan warga akibat peristiwa nahas yang menimpa ART, Yayan (35 tahun) di rumah presenter Bima Aryo pada 30 Agustus 2019 lalu.
Menurut Taufik (36 tahun), salah satu warga di RT 004 RW 04, pada Ahad (1/9), pagar rumah Bima dipenuhi spanduk-spanduk yang dipasang warga sebagai bentuk protes kepada Bima. Hari itu, puluhan warga sengaja mendatangi rumah Bima dan memasang spanduk.
Selain itu, warga juga menandatangani surat permintaan evakuasi anjing-anjing milik Bima Aryo ke dinas terkait. Namun, sejak Rabu, (4/9) ia tak lagi melihat spanduk tersebut. Hanya coretan dari cat semprot itulah yang masih tersisa.
Taufik menjelaskan, salah satu anjing Belgian Malinois milik Bima sudah sering melukai warga. Namun, warga tak pernah melaporkan pada pihak berwajib karena Bima selalu bertanggung jawab. “Tapi, sekarang sudah menyebabkan nyawa melayang, ya harus dilaporkan,” ujarnya.
Ketua RT 004, Medih, menceritakan kejadian yang meresahkan warga. Sekitar pertengahan 2019, salah satu anjing Belgian Malinois itu pernah lepas dan kabur ke TPA di Masjid Jami an-Nur. Namun, Medih tak mengetahui secara pasti anjing mana yang lepas.
Seperti yang diketahui, Bima memiliki dua anjing Belgian Malinois, Sparta dan Doby. Akibatnya, puluhan siswa yang sedang mengaji di TPA Masjid Jami an-Nur pun ketakutan.
Salah satu pendiri Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Karin Franken mengatakan, salah satu penyebab peristiwa tersebut terjadi karena kekeliruan Bima dalam mendidik anjingnya. Wanita yang memiliki sebelas anjing di rumahnya ini pun menjelaskan, Belgian Malinois merupakan jenis anjing yang sangat kuat dan memiliki energi yang levelnya sangat tinggi. Anjing jenis ini pun sering dijadikan sebagai anjing pelacak bagi polisi.
Sebelum memiliki anjing Malinois, Bima kerap berkunjung ke JAAN dan membawa anjing jenis golden. Karin mengenal Bima sebagai pemilik anjing yang berkomitmen. Bima pun tak hanya peduli pada anjing peliharannya, tapi juga pada anjing-anjing yang telantar.
“Saat punya Sparta memang kami jarang diskusi. Tapi, saya masih sering kontak dengan istrinya. Bima merupakan pemilik yang begitu mencintai anjingnya, menjadikan bagian dari keluarga. Tapi, cara mendidiknya yang salah,” kata Karin.
Karin menambahkan, jika memutuskan menjadikan anjing sebagai peliharaan seharusnya si pemilik benar-benar memperlakukan anjing selayaknya peliharaan. Anjing harus diajak bersosialisasi, ramah dengan hewan lain dan juga orang lain. Terutama, dengan anggota keluarga yang lain. Apalagi, jika anjing dipelihara di rumah yang notabene memiliki tetangga. Jangan sampai anjing tersebut dilatih untuk menyerang dan sangat agresif.
“Saya berbeda pendapat dengan Bima soal cara mendidik anjing. Memang benar anjing jenis ini adalah anjing yang kuat, yang penyerang sekali. Tapi, ketika dijadikan hewan peliharaan, ya mau tidak mau, kebiasaan harus diubah. Harus pandai bergaul. Enggak bawaannya selalu ingin menyerang,” ujar dia.
Meski begitu, Karin tidak meragukan kasih sayang Bima pada anjingnya. Karin berharap, anjing yang kini sedang diobservasi itu nantinya akan kembali ke tangan Bima. Menurutnya, Sparta tidak bisa bertahan hidup tanpa Bima.
Akan tetapi, Bima juga harus menyadari kesalahannya dalam mendidik anjing peliharaan dan mengubah cara mendidiknya. Karin meyakini meski anjing sangat kuat, sangat agresif dan mudah menyerang, anjing tersebut pasti dapat dikendalikan dan dibuat ramah pada lingkungan sekitarnya.
Bima pun menganggap kejadian ini sebagai tragedi yang menyedihkan. Ia menyempatkan diri untuk mendatangi makam korban dan rumah keluarganya. Melalui akun Instagram pribadinya beberapa waktu lalu, Bima membagikan foto dirinya saat di makam Yayan dan di rumah keluarga Yayan.
“Kalian tahu betapa sayangnya kita sama semua hewan-hewan peliharaan kita dan begitu sedih harus berpisah dengan mereka. Akan tetapi, masih jauh lebih besar rasa sayang kami kepada sesama manusia,” kata Bima di akun Instagram pribadinya.