Ahad 08 Sep 2019 23:53 WIB

Taliban: AS Merugi Batalkan Pembicaraan Damai

Sikap anti-perdamaianAS itu akan terekspose ke dunia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andi Nur Aminah
Taliban
Taliban

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban mengkritik keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan pembicaraan damai dengannya. Mereka menilai, langkah itu dapat merugikan keberadaan AS di Afghanistan.

“Kedua belah pihak (AS-Taliban) sibuk dengan persiapan pengumuman dan penandatanganan perjanjian damai, tapi sekarang Presiden AS membatalkan dialog perdamaian. Ini akan menyebabkan lebih banyak kerugian bagi AS,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada Ahad (8/9).

Baca Juga

Menurut dia, dengan pembatalan sepihak pembicaraan damai, kredibilitas AS akan terdampak.  kehilangan nyawa serta aset akan meningkat,” ujar Mujahid.

“Kami akan tetap berkomitmen jika jalur negosiasi dipilih, alih-alih melawan. Kami tidak akan puas sampai pada akhir dari pendudukan asing di negara kami,” kata Mujahid.

Trump diketahui telah membatalkan agenda pembicaraan damai dengan para pemimpin Taliban di Camp David, Maryland, Sabtu (7/9). Alasan di balik keputusan itu adalah karena Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang yang terjadi di Ibu Kota Afghanistan Kabul pekan lalu.

Sebanyak 12 orang tewas dalam insiden tersebut, satu di antaranya adalah tentara AS. Setelah membatalkan pembicaraan dengan Taliban, Trump mengungkapkan rencana untuk bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Sejak tahun lalu, AS telah menjalin negosiasi dengan Taliban. Permasalahan utama yang mereka bicarakan adalah tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Militer AS diketahui merupakan sekutu utama Pemerintah Afghanistan dalam memerangi Taliban. Selain melatih para tentara Afghanistan, militer AS kerap melakukan serangan udara ke basis-basis kekuasaan Taliban. Militer AS telah berada di sana selama sekitar 18 tahun. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement