REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah produksi Warna Pictures melakukan pemutaran film Hayya: The Power Of Love 2 sebelum tayang pada 19 September mendatang. Dalam pemutaran tersebut, sutradara Jastis Arimba mengaku terharu bisa menyaksikan hasil akhir film yang selama ini dikerjakan selama 10 bulan.
“Ini film yang buat saya, sangat personal,” kata Jastis dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Ahad (8/9) malam.
Jastis menunjukkan rasa lega dan harunya bisa melihat Hayya diputar di layar bioskop. Jastis mengaku mengalami perasaan seperti pertama kali membuat karya, saat menyutradarai film Hayya. Dia mengaku senang selama enam bulan bisa bersama-sama dengan rekan dan tim yang memiliki satu frekuensi.
“Teman-teman yang luar biasa dan semua sudah bekerja dengan hati,” ujar dia.
Berbeda dengan Hayya, Jastis tidak merasa seemosional ini saat membuat film 212: The Power Of Love. Bahkan, awalnya Jastis berniat tak datang dalam acara pemutaran film Hayya yang dihadiri undangan dan media massa.
“(Film ini) napasnya luar biasa,” kata dia.
Setelah menyelesaikan film Hayya, Jastis mengaku lebih sering melihat anak-anaknya. Pun dia berharap, penonton bisa memiliki rasa syukur setelah melihat film Hayya: The Power Of Love 2 yang menggambarkan bagaimana penderitaan anak-anak korban konflik di Palestina.
“Karena kita tinggal di negara yang damai, di mana anak kita bisa bermain tanpa rasa takut. Bisa sekolah dengan aman,” ujar dia.
Jastis berharap film Hayya dapat diterima masyarakat luas. Dia juga berharap bisa berkarya lebih baik lagi, setelah menyelesaikan film Hayya.
Eksekutif Produser film Hayya: The Power Of Love 2, Ustaz Erick Yusuf menganggap rasa terharu Jastis bisa menggambarkan ihwal bagaimana selama ini tim bekerja dengan hati dalam menyelesaikan film Hayya. “Ini karya yang penuh pakai hati. Kita bisa merasa pakai hati,” kata dia.