Senin 09 Sep 2019 09:57 WIB

USAID: Diterjang Dorian, Bahama Seperti Kena Bom Nuklir

Badai Dorian menerjang Bahama pada Ahad (8/9).

Rep: Lintar Satria / Red: Reiny Dwinanda
Kerusakan parah akibat Badai Dorian terlihat jelas di kota Marsh Harbour, Abaco Island, Bahamas, Rabu (4/9).
Foto: Andrew West/The News-Press via AP
Kerusakan parah akibat Badai Dorian terlihat jelas di kota Marsh Harbour, Abaco Island, Bahamas, Rabu (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BAHAMA -- Kepala Badan Bantuan Pembangunan Internasional AS (USAID) Mark Green mengibaratkan kerusakan yang ditimbulkan badai Dorian di Bahama laksana serangan bom nuklir. Komentar itu ia lontarkan setelah melihat kerusakan akibat badai Dorian di Grand Bahama dan kepuluan Abaco.

Peka lalu, badai Dorian menghancurkan Bahama. Badai topan kategori lima itu melesat dengan kecepatan 300 kilometer per jam.
 
Sejauh ini, dilaporkan ada 43 orang yang tewas dalam bencana alam tersebut. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.

Baca Juga

"Saya dikejutkan oleh sifat kehancurannya yang terfokus, ada sebagian Abaco dan Bahama yang terlihat tidak begitu hancur dan ada kluster dan komunitas yang benar-benar hancur, hampir seperti ada bom nuklir yang dijatuhkan di sana," kata Green, seperti dilansir BBC, Senin (9/9).

USAID mengatakan bahwa mereka berkerja sama dengan pemerintah setempat untuk membangun permukiman darurat, layanan kesehatan, serta menyalurkan makanan dan obat-obatan. Perdana Menteri Bahama Hubert Minnis mengatakan, hilangnya nyawa dalam kejadian ini sangat menghancurkan dan bencana besar.

Ribuan orang dievakuasi dari Abaco ke Nassau. Sejumlah pesawat penumpang, kapal penyelamat, dan kapal-kapal pemerintah sudah tiba di tempat evakuasi untuk mengangkut pengungsi ke Nassau, Ibu Kota Bahama dan Florida, AS.

Sejauh ini, ada 3.500 orang yang sudah dievakuasi ke Nassau. Pada Sabtu (7/9) kapal pesiar membawa 1.400 orang ke Riviera Beach, Florida.

Pemerintah menyadari Nassau kesulitan untuk menampung semua orang yang membutuhkan permukiman darurat. Menurut Program Pangan Dunia (WFO) PBB ada sekitar 70 ribu orang yang membutuhkan makanan dan hunian.

Populasi kepulauan itu mencapai 400 ribu orang. Sementara itu, 90 persen infrastruktur Marsh Harbour di Abaco rusak atau hancur.  

Perdana Menteri mengatakan, persediaan air dan makanan mencukupi. Namun, ada kemarahan di antara warga di Abaco karena pemerintah dianggap gagal mencukupi bantuan yang dibutuhkan.

"Kami harus mengambil bensin dari mobil yang hancur untuk bolak-balik membawa korban terluka, tidak ada makanan, tidak ada obat-obatan, dan tidak ada air," kata salah satu warga Marsh Harbour, Tepeto Davis.  

Pasukan Penjaga Pantai dan Angkatan Laut AS sudah mengirimkan bantuan. Intensitas badai Dorian telah turun menjadi hujan tropis. Pada Sabtu (7/9) hujan tropis itu menghantam Provinsi Nova Scotia, Kanada. Merusak pohon dan mematikan jaringan listrik lebih dari 450 ribu rumah.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement