Senin 09 Sep 2019 18:18 WIB

Senja di The Treasury

The Treasury merupakan sebuah gerbang di Kota Petra yang paling megah.

Rep: Ilham Tirta/ Red: Agung Sasongko
Kota Petra, Yordania
Foto: NatGeo
Kota Petra, Yordania

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Sekitar 30 meter sebelum ujung the Siq, kami dapat mengintip sebuah benda raksasa misterius yang mengagumkan di celah tebing jalan. Di sanalah berdiri the Treasury yang hadir bak mawar merah muda yang menyala di ujung senja.

The Treasury merupakan sebuah gerbang di Kota Petra yang paling megah. Gerbang itu merupakan sebuah pahatan dari bongkahan batu setinggi 39,1 meter dengan dekorasi yang misterius seperti fungsi aslinya yang juga masih misteri.

Baca Juga

The Treasury dibangun sekitar abad ke-1 SM, terdiri atas dua lantai de ngan lebar 25,30 meter. Sejumlah arkeolog percaya itu adalah kuil, sementara yang lainnya berpikir itu adalah tempat un tuk menyimpan dokumen. Namun, penggalian terbaru di sana menemu kan ada kuburan di bawah bangunan itu.

The Treasury sendiri adalah magnet bagi wisatawan sehingga tidak heran jika halaman depan tempat itu penuh. Meski begitu, wisatawan tidak bisa memegang apalagi memasuki bangunan itu karena terdapat garis pembatas yang dijaga pihak keamanan. Di sana juga terdapat sejumlah unta yang disewakan untuk pemotretan. Pengunjung harus membayar 5 JD untuk dua kali jalan di sekitar halaman the Treasury.

Di antara Treasury dan Monastry, pengunjung dapat melihat banyak bangunan monumental lainnya. Di antaranya the Theatre atau teater yang diukir di sisi gunung. Teater terdiri atas tiga tempat duduk yang berbeda dari bawah ke atas dan dipisahkan oleh lorong-lorong. Setiap tempat duduk terdiri atas tujuh baris kursi yang menghadap auditorium. Teater ini dapat menampung 4.000 penonton.

Kemudian, ada pula the Great Temple yang merupakan kompleks candi yang menjadi salah satu komponen arkeologi dan arsitektur utama di pusat Petra. Sejak 1993, arkeolog dari Universitas Brown telah menggali daerah kuil ini. Area candi itu diperkirakan sekitar 7.000 meter persegi.

Menurut Nico, sampai di titik itu kami baru sampai sekitar satu per tiga perjalanan menuju gerbang terakhir bernama ad-Deir atau Monastery. Itu merupakan bangunan monumental berukuran 50 meter dengan tinggi sekitar 45 meter. Untuk sampai ke sana, kita harus naik 850 anak tangga, kata Nico. Sayangnya, rombongan kami tidak sampai ke gerbang terakhir tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement