REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga akhir tahun ini hanya mencapai 16 juta kunjungan atau lebih rendah 2 juta wisman dari target 18 juta. Penurunan itu diakibatkan oleh banyaknya rentetan bencana alam yang terjadi sepanjang tahun.
Arief menuturkan, perkiraan realisasi kunjungan yang turun 2 juta orang berdampak pada penurunan devisa pariwisata sekitar 2 miliar dolar AS. Dengan kata lain, target devisa pariwisata 2019 sebesar 20 miliar dolar AS bisa tak tercapai.
"Devisa pariwisata wisman per orang sekitar 1.220 dolar per AS atau kita bulatkan 1.000 dolar per AS. Jadi kira-kira kita kehilangan 2 miliar dolar AS," kata Arief di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (9/9).
Tahun 2018, kata Arief, total kunjungan wisman selama setahun penuh mencapai 15,8 juta dengan peroleh devisa sebesar 19,29 miliar dolar AS. Arief mengakui, sektor pariwisata hingga menjelang penghujung tahun 2019 masih dalam tahap pemuliha.
Dampak yang diakibatkan dari rentetan bencana tahun ini maupun tahun lalu masih terasa. Diperlukan kerja sama yang kuat antara kementerian lembaga dan pemerintah daerah untuk mendorong pariwisata kembali pulih sepenuhnya.
Pihaknya mengakui, posisi Indonesia di cincin api pasifik memang dihadapkan pada berbagai ancaman bencana alam tektonik dan vulkanik. Hal itu berpotensi menganggu aktivitas pariwisata.
Arief pun menyebut mahalnya tiket pesawat turut andil dalam pelemahan sektor pariwisata. Oleh sebab itu, lanjut Arief, perlu keandalan dalam menangani krisis pariwisata baik dari segi alam maupun sosial.
Mengutip data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman hingga Juli 2019 mencapai 14,8 juta orang atau tumbuh 2,04 persen dari posisi Juni sebabanyak 14,5 juta orang. Namun, dibanding bulan Juli 2018, capaian tersebut tercatat melemah 4,10 persen.
Turis asing yang masuk ke Indonesia mayoritas berasal dari kawasan Asean. Adapun mayoritas turis datang menggunakan transportasi udara atau sekitar 66 persen. Sisanya melalui laut 21 persen dan darat 13 persen.
Sementara itu, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Juli mencapai 56,73 persen. TPK Juli tercatat tumbuh 4,46 poin dari bulan sebelumnya namun turun 2,57 poin dibanding periode sama tahun lalu.