REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, TNI akan memfasilitasi mahasiswa Papua dan Papua Barat kembali ke kampus tempat belajar mereka. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjanjikan akan menyiapkan dua pesawat Hercules C-130 untuk mengangkut para mahasiswa itu.
"Panglima TNI sudah menjanjikan agar tidak ada kesulitan transportasi, beliau telah menyediakan dua Hercules C-130 untuk mengangkut adik-adik kita, anak-anak kita kembali ke studi," ujar Wiranto dalam konferensi pers di Gedung Kemenko polhukam, Jakarta Pusat, Senin (9/9).
Ia menyebut, sekitar 835 mahasiswa asal Papua dan Papua Barat yang belajar di berbagai daerah di Indonesia kembali ke kampung halamannya. Mereka dibiayai orang tua masing-masing karena khawatir terhadap isu tidak terjaminnya keselamatan dan keamanan mahasiswa Papua.
Menurut Wiranto, pulangnya para mahasiswa ke Papua dan Papua Barat akibat provokasi. Mereka menerima informasi yang tidak benar atau hoaks bahwa belajar di Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan sebagainya itu akan ada tekanan dan ancaman keselamatan.
"Keselamatan tidak terjamin karena kemungkinan ada balas dendam, itu kabar burung, itu hoaks, itu hasutan provokasi, tidak benar," tutur Wiranto.
Namun, kata Wiranto, Panglima TNI sudah berkomunikasi dengan para orang tua dan mahasiwa tersebut. Sehingga, para pelajar itu ingin kembali ke tempat mereka belajar di luar Papua dan Papua Barat.
Ia menambahkan, pulangnya mahasiswa Papua dan Papua Barat itu tak hanya akibat hoaks, melainkan ada imbauan untuk juga. Pada 21 Agustus, Majelis Rakyat Papua (MRP) yang meminta para mahasiswa di seluruh kota studi untuk kembali ke Papua.
Namun, lanjut Wiranto, MRP kemudian mencabut seruan itu, pada Senin (9/9) ini MRP justru menyerukan mahasiswa Papua untuk tetap melanjutkan studi. Sedangkan, mahasiwa yang terlanjur pulang ke kampung halaman untuk segera kembali ke kota tempat belajar mereka masing-masing.
"Belajar untuk bisa mencerdaskan anak-anak kita Papua, Papua Barat untuk belajar di tempat lain, bisa bersosialisasi dengan teman-teman, suku-suku lain sehingga perasaan bersatunya kita sebagai bangsa Indonesia itu utuh," jelas Wiranto.