Selasa 10 Sep 2019 00:22 WIB

Pemkab Dharmasraya akan Peringati Hari Maritim Nasional

Peringatan ini akan dipusatkan di Sungai Batanghari dan Candi Pulau Sawah

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Formasi kekuatan maritim RI (ilustrasi)
Formasi kekuatan maritim RI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kabupaten Dharmasraya akan memperingati Hari Maritim Nasional pada 23 September mendatang. Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan peringatan ini akan dipusatkan di Sungai Batanghari dan Candi Pulau Sawah, Dharmasraya, Sumatera Barat.

Sutan Riska menyebut peringatan yang masuk dalam rentetan agenda Festival Pamalayu ini akan jadi peringatan Hari Maritim Nasional Pertama sejak 52 tahun terakhir. Karena terakhir kali peringatan hari maritim nasional ini pda 1967 silam di era pemerintahan Presiden Soeharto di Manado, Sulawesi Utara.

"Terakhir kali peringatan Hari Maritim pada 1967 di era Presiden Soeharto. Sekarang kita inisiasi kembali peringatan ini dan dipusatkan di Dharmasraya," kata Sutan Riska di Padang, Senin (9/9).

Pemkab Dharmasraya saat ini sedang melaksanakan agenda besar yakni Festival Pamalayu dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Dharmasraya ke 15.

Sutan Riska menjelaskan, peringatan Hari Maritim Nasional ini penting untuk diadakan kembali untuk menguatkan identitas Indonesia adalah negara maritim yang kaya dengan potensi perairan. Dharmasraya sendiri memang tidak memiliki wilayah laut. Tapi sejak zaman masih Kerajaan Melayu kata dia, Dharmasraya sudah makmur dengan kehadiran Sungai Batanghari. Di mana sungai yang juga mengaliri daerah Provinsi Jambi tersebut telah menjadi sumber penghidupan, sarana transportasi dan sumber  perekonomian rakyat.

Sutan Riska berharap peringatan Hari Maritim Nasional ini dapat menjadi perhatian nasional dan pemerintah pusat. Supaya Dharmasraya mendapatkan anggaran buat pembangunan potensi wisata sejarah dan budaya.

Sutan Riska ingin menghilangkan penilaian umum saat ini tentang Dharmasraya selama ini yakni sebagai daerah tambang, kebun sawit dan kebun karet. Padahal sejak dulu, Dharmasraya kata Sutan Riska memiliki kekayaan budaya dan sejarah sejak dari zaman kerajaan melayu.

"Selama ini orang mikir, Dharmasraya itu tempat sawit, karet, tambang. Kami juga ingin memperlihatkan kalau Dharmasraya lebih dari itu," ucap Sutan Riska.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement