Senin 09 Sep 2019 20:47 WIB

Sri Mulyani Rombak 25 Pejabat Kementerian Keuangan

Pelantikan pejabat karena ada mutasi lintas unit Eselon II di 7 direktorat jenderal.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, melantik 25 pejabat pimpinan tinggi pratama (eselon II) di lingkungan Kementerian Keuangan. Pelantikan pejabat dikarenakan adanya mutasi lintas unit Eselon II di tujuh direktorat jenderal.

Di antaranya yakni Direktorat Jenderal (Ditjen) Anggaran, Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Kekayaan Negara, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Inspektorat Jenderal dan Badan Kebijakan Fiskal, serta pengangkatan Direksi Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

Baca Juga

Sri mengatakan, mutasi lintas unit merupakan langkah besar dalam mendorong sinergi dalam pelaksanaan tugas, memperluas perspektif sehingga mampu berpikir holistik. "Di manapun Anda berada, Anda harus memahami kondisi makro ekonomi dan menggunakannya dalam mengelola keuangan negara," kata Sri di Kementerian Keuangan, Senin (9/9).   

Dia berharap para pejabat eselon II Kemenkeu mampu membangun pemahaman masyarakat tentang pengelolaan keuangan negara. Dengan begitu, masyarakat dapat memahami pentingan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam membangun perekonomian negara.

Keuangan negara, kata Sri, harus dikelola oleh orang-orang yang kompeten memiliki profesionalisme, berintegritas, dan memiliki komitmen yang kuat. "APBN merupakan instumen yang luar biasa penting di dalam upaya negara ini mencapai tujuannya," ujarnya.

Ia melanjutkan, situasi perkembangan jaman berubah sangat cepat, ekonomi selalu bergerak, ketegangan antarnegara juga terjadi. Selain itu, dunia sedang mengalami perlambatan pertumbuhan. Indonesia harus waspada dan bersiap dengan segala kemungkinan dengan memperkuat fondasi perekonomian.

"Kita sebagai pengelola keuangan negara saat ini mendapatkan tantangan untuk menjaga keuangan negara pada saat ekonomi dunia makin melemah. Kita harus berpikir dan bekerja keras untuk menggunakan instrumen fiskal untuk menjaga stabilisasi," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, pemerintah harus terus mengupayakan agar distribusi dan alokasi anggaran dapat adil sehingga masyarakat mampu merasakan adanya kemajuan di dalam kehidupan mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement