REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sripeni Inten Cahyani menandatangani kontrak pembangunan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan 1 (satu) pembangunan Gardu Induk di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (9/9).
Proyek pembangunan yang ditandatangani meliputi PLTU Sulut-1 kapasitas 2x50 Megawatt (MW), PLTU Timor-1 kapasitas 2x50 MW, dan PLTU Palu-3 kapasitas 2x50 MW serta proyek Gardu Induk GIS 500 kV Muara Karang Baru.
Kata Sripeni, ketiga pembangkit tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah guna memenuhi pertumbuhan kebutuhan kelistrikan.
"Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua pihak, termasuk penyedia barang dan jasa untuk memastikan kelancaran pembangunan pembangkit dan gardu induk 500 kV sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai biaya, mutu, dan waktu yang telah ditentukan," ujar Sripeni.
Sripeni mengimbau pada saat pelaksaan pekerjaan, berbagai ketentuan dalam kontrak harus dipatuhi. Menurut Sripeni, pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam kontrak dan regulasi terkait, khususnya mengenai baku mutu emisi pembangkit thermal seperti yang diatur dalam peraturan menteri LHK nomor 15 tahun 2019 sebagai wujud dukungan PLN dalam menjaga lingkungan.
"Penandatanganan kontrak pembangunan tiga PLTU dan 1 gardu induk ini memiliki nilai total investasi lebih dari Rp 12 triliun dengan menggunakan Anggaran PLN (APLN)," ucapnya.
Sripeni menyebutkan pembangunan pembangkit bertujuan meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia, khususnya wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara, sementara pembangunan gardu induk 500 kV Muara Karang Baru yang merupakan bagian dari jaringan transmisi 500 kV Jakarta Looping dilakukan untuk mendukung dan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan DKI Jakarta dan sekitarnya.
Beberapa konsorsium yang bekerja sama dengan PLN dalam pembangunan ini antara lain, Konsorsium PT IKPT, PT PP, ITOCHU Corporation, Sumitomo Heavy Industries, dan PT Medco Power Indonesia, sebagai penyedia barang dan jasa untuk pembangunan PLTU Sulut-1 dan PLTU Timor-1; Konsorsium PT Wijaya Karya, Doosan Heavy Industries, dan, Korea South-East Power sebagai penyedia barang dan jasa untuk pembangunan PLTU Palu-3; dan Konsorsium Indokomas, Hyosung, sebagai penyedia barang dan jasa untuk pembangunan GIS 500 kV Muara Karang Baru.
Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana berkomitmen memberikan yang terbaik dalam melaksanakan proyek pembangunan PLTU. "Kami tentu akan memaksimalkan kemampuan yang kami miliki dalam melaksanakan proyek dengan baik tentu dengan effort yang dimiliki agar terdeliver dengan kualitas dan waktu yang baik sesuai dengan kesepakatan, diharapkan semua pihak satisfied," ucap Tumiyana.