REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Pesantren Daarul Mukhlishin telah berdiri sejak 1994. Pesantren yang berlokasi di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan itu merupakan salah satu pesantren yang memiliki sistem pendidikan terbaik di Kabupaten Kuningan.
Pesantren ini mengadopsi sistem pendidikan ala Ponpes Modern Gontor lengkap dengan program tahfiz Alquran. Berdiri di lahan seluas 5 hektare lebih, pesantren ini pun mempunyai berbagai fasilitas untuk belajar santri.
Bahkan selain asrama, ruang belajar, hingga fasilitas olahraga, pesantren ini juga mempunyai kolam renang, studi radio hingga area kebun dan peternakan. Menariknya lagi hampir seluruh santri Ponpes Daarul Mukhlishin berasal dari keluarga dhuafa.
Menurut pengasuh Ponpes Daarul Mukhlishin, KH Yayat Hidayat, saban tahunnya pesantren memang membuka penerimaan santri baru.
Santri dikenakan biaya bulanan sebagaimana yang ditentukan pesantren. Meski demikian, Pesantren Daarul Mukhlishin mempunyai program menggratiskan biaya mondok bagi para santri yang berasal dari keluarga dhuafa.
“Disini banyak yang gratis hampir 90 persen, bahkan kalau tak mampu banget ngga punya kita belikan bajunya (seragam),” kata Kiai Yayat saat berbincang dengan Republika,co.id pada Senin (9/9).
Saat ini terdapat sebanyak 65 santri yang mondok di Pesantren Daarul Mukhlishin. Menurut Kiai Yayat, pesantren tak membeda-bedakan dalam memberikan pendidikan kepada santri-santrinya.
Kiai Yayat mengungkapkan alasannya menggratiskan biaya mondok bagi para santri dari kalangan dhuafa lantaran semakin mahalnya biaya pendidikan pesantren yang mempunyai kualitas baik di Kabupaten Kuningan. Hal itu membuat banyak masyarakat berpikir ulang untuk memasukan anaknya ke pesantren.
“Sekarang ini pesantren makin elite, pesantren yang berkualitas makin mahal. Kalau di sini kita ada misi pendidikan untuk semua kalangan. Yang mampu bayar, yang miskin engga apa-apa semua bisa menimba pendidikan yang berkualitas. Karena imej masyarakat pesantren yang berkualitas itu mahal, anak dari keluarga miskin jadi tidak bisa,” katanya.
Kendati banyak santrinya yang berasal dari keluarga dhuafa. Kiai Yayat mengungkapkan pesantrennya tak kesulitan dalam hal operasional pesantren.
Pesantren Daarul Mukhlishin memiliki berbagai kegiatan usaha mulai dari sektor peternakan, perkebunan hingga area lahan kosong pesantren yang kerap disewakan untuk berbagai kegiatan masyarakat seperti berkemah dan lainnya.
Lingkungan pesantren Daarul Mukhlishin.
Pesantren yang lokasinya di kaki Gunung Ciremai itu berdiri pada 1994. Sistem pendidikan pesantren Daarul Mukhlishin mengadopsi sistem pendidikan Ponpes Darussalam Gontor. Di mana selain mempelajari literatur-literatur keislaman, pesantren juga menekankan penguasaan bahasa asing pada santrinya.
Menurut Kiai Yayat, pesantren menekankan pada santrinya agar bisa menguasai bahasa asing. Selain itu mempunyai budi pekerti yang luhur. Pesantren Daarul Mukhlishin mempunyai moto berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Saat ini, total santri Ponpes Daarul Mukhlishin berjumlah 65 santri. Alumni pesantren Daarul Mukhlishin kebanyakan melanjutkan studi ke perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
“Ijazah pesantren di sini disetarakan dengan SMA dan Aliyah, jadi bisa dipakai untuk kuliah di dalam maupun luar negeri juga bisa dipakai buat kerja,” katanya. Andrian Saputra