Usercentrics, startup di bidang privasi data yang berlokasi di München, Jerman, memang memiliki jadwal kerja yang sama sekali berbeda dari perusahaan biasa. Tiap Jumat tepat pukul 4:30 sore, MacBook ditutup dan suara botol bir yang baru saja dibuka dapat terdengar dari seberang ruangan.
Rabu adalah hari untuk belajar dan makan siang. Seseorang yang bergelar chief happiness officer (CHO) atau semacam kepala petugas kebahagiaan, yang mendapatkan gelar dalam seni menjadi bahagia dari Fritz-Schubert-Institute di Heidelberg, memasak menu ramah vegetarian dan menawarkan konsultasi perorangan selama jam kerja di sela-sela rapat.
Acara-acara tim seperti rutinitas pagi macam yoga dan granola menawarkan dorongan energi di pagi hari, sementara jalan-jalan ke beer garden menjadi aktivitas sore hari. Dan sesekali Anda harus menundukkan kepala guna menghindari tembakan pistol nerf dari rekan Anda.
"Bahkan dua tahun lalu hal ini tidak dapat dibayangkan ketika bekerja di Jerman," ujar Lisa Gradow, salah satu pendiri Usercentrics. "Tapi, kami sangat percaya pada pendekatan yang lebih personal untuk mempertahankan karyawan kami dan tahu bahwa ini akan membuahkan hasil dalam jangka panjang."
Pola pikir inilah yang mendorong para perusahaan pemula seperti Usercentrics untuk mengalokasikan sebagian besar anggaran guna menciptakan lingkungan yang produktif dan sehat, bahkan ketika orang lain berpendapat bahwa anggaran itu dapat dialokasikan untuk pos lain.
Milenial punya pendapat sendiri
Sistem manajerial yang peduli dengan kesejahteraan karyawannya sembari menyediakan platform untuk berbisnis inilah yang kemudian membawa mantan manajer senior Google, Jürgen Weichert, untuk bergabung dengan Usercentrics.
Sebagai kepala pengembangan mitra strategis di Google DACH, Weichert bertanggung jawab untuk menghasilkan lebih dari 100 juta dolar AS (lebih dari Rp 1,4 triliun) dari penjualan mitra. Keterampilan ini ia bawa ke dalam peran barunya sebagai Wakil Presiden Pengembangan Bisnis di Usercentrics.
Daya tariknya: keseimbangan yang sehat antara kehidupan dan pekerjaan menjadi salah satu faktor penentu terpenting dalam memilih tempat bekerja.
Banyak perusahaan mapan berjuang untuk menemukan talenta terbaik karena kaum milenial tidak hanya menginginkan lingkungan yang menantang dan bisa membuat mereka belajar dengan cepat. Para milenial juga ingin dapat mempertahankan kecepatan itu dan menjauhkan diri dari kejenuhan dan depresi yang dalam jangka panjang biayanya akan lebih mahal jika dibandingkan dengan gaji yang mereka terima bila bekerja di perusahaan mapan.
"Meskipun di startup bayarannya kurang kompetitif, saya tahu saya ingin bekerja di perusahaan yang memungkinkan perubahan dan membawa dampak yang cepat melalui perusahaan yang benar-benar peduli dengan kebahagiaan tim. Generasi Y dan Z tidak lagi tertarik dengan perusahaan tradisional dan bekerja sampai jam 2 pagi setiap hari tidak lah berkelanjutan jika Anda ingin tumbuh bersama perusahaan," kata Weichert.
"Ada perbedaan besar antara cara berfungsi perusahaan tradisional dan perusahaan modern, semakin banyak milenial tertarik kepada yang terakhir."
Bukti pertumbuhan
Penelitian dari dua konsultan manajemen teratas tingkat dunia yaitu PwC dan McKinsey yang baru-baru ini diterbitkan menunjukkan bahwa budaya perusahaan semacam ini bisa mempromosikan etos kerja dan kreativitas yang lebih baik, dan pada akhirnya memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaik mereka.
Karyawan yang berkomitmen dan rasio pergantian karyawan yang rendah adalah faktor penting untuk keberhasilan startup seperti Usercentrics, yang baru-baru ini mendapatkan tambahan modal jutaan euro.
Sejak didirikan akhir 2017, perusahaan ini telah tumbuh secara dramatis dan sekarang termasuk perusahaan kecil dan menengah dengan para pelanggan antara lain perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Fortune 500.
Usercentrics didukung oleh investor modal ventura utama termasuk Alstin, Reimann Investors, dan Cavalry Ventures dan memiliki rencana untuk berekspansi ke AS.
"Kami sangat senang melihat bahwa startup adalah alternatif yang dapat diterima dan bahkan lebih menarik saat ini," ujar Mischa Rürup, pendiri dan CEO perusahaan ini. "Ini membuat saya percaya pada keputusan untuk mengalokasikan sebagian besar dana kami untuk kegiatan jenis ini."
Ketika Anda memasuki ruangan di Usercentrics dan mengobrol dengan seorang karyawan di dekat mesin pembuat kopi, jenis budaya startup ini pada kenyataannya jelas menarik bagi karyawan yang paling cerdas dan paling berkomitmen.
"Sungguh menggembirakan melihat skala dan beragam talenta bisa membuat perubahan," kata Gradow, "dan saya antusias melihat mentalitas ini berkembang di perusahaan dari berbagai ukuran di seluruh dunia."
(Ed: ae/na)