Selasa 10 Sep 2019 13:35 WIB

Tokoh Papua Minta Jaminan Keamanan Mahasiswa Papua

Pemerintah diminta menjamin keberadaan seluruh mahasiswa Papua

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo menerima sejumlah tokoh Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9). Dalam pertemuan ini, para tokoh Papua dan Papua Barat menyampaikan sejumlah permintaan kepada Presiden.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo menerima sejumlah tokoh Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9). Dalam pertemuan ini, para tokoh Papua dan Papua Barat menyampaikan sejumlah permintaan kepada Presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima para tokoh dari Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9) siang ini. Kepada Presiden, Ketua DPRD Jayapura Abisai Rollo yang juga ketua rombongan, meminta agar pemerintah menjamin keberadaan seluruh mahasiswa Papua serta meminta agar dilakukan pembangunan asrama nusantara di seluruh daerah studi.

"(Meminta) Pembangunan asrama nusantara di seluruh kota studi dan menjamin keamanan seluruh mahasiswa Papua," ujar Abisai kepada Jokowi.

Sebanyak 61 tokoh Papua dan Papua Barat hadir dalam pertemuan ini. Mereka terdiri dari tokoh akademisi, mahasiswa, organisasi, dan juga tokoh agama. Selain itu, tampak hadir pula Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Kepala BIN Budi Gunawan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Staf Khusus Presiden untuk Papua Lenis Kogoya.

Terkait permintaan tersebut, Presiden pun berjanji akan membangun asrama nusantara yang dibutuhkan oleh mahasiswa Papua di berbagai daerah.

"Mengenai asrama nusantara saya setuju," ucap Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden juga menyampaikan keberagaman kebudayaan dan masyarakat di Indonesia. Menurutnya, keberagaman budaya dan suku di Indonesia ini harus dipahami oleh seluruh masyarakat. Selain itu, ia juga menjelaskan betapa luasnya negara Indonesia.

"Juga perlu saya ulang, negara kita negara besar dengan 714 suku yang kita miliki, semuanya berbeda-beda. Dengan 1100 lebih bahasa daerah yang beda. Inilah negara kita dan menjadi hukum Allah kalau dalam Islam, namanya sunatullah bahwa kita berbeda-beda," kata Jokowi.

Pertemuan dengan sejumlah tokoh Papua ini memang sudah direncanakan oleh Presiden pascakericuhan yang terjadi di Papua. Aksi demonstrasi yang diwarnai kericuhan di sejumlah daerah di Papua berlangsung selama beberapa hari menyusul adanya dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.

Akibat kericuhan tersebut, pemerintah bahkan memblokir akses layanan data dan internet di Papua guna menghindari penyebaran hoaks.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement