REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi asal Timur Tengah dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sebesar 471 juta dolar AS selama lima tahun terakhir. Jumlah ini masih satu persen dari total investasi asing di Indonesia mencapai 162 miliar dolar AS.
Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan negara Timur Tengah dan OKI merupakan salah satu sumber investasi asing langsung yang penting bagi Indonesia. "Kami telah membentuk komisi khusus untuk melayani investor dari kawasan tersebut (Timur Tengah)," ujarnya saat acara Symposium Peningkatan Investasi Timur Tengah dan Indonesia di Hotel JHL Serpong, Selasa (10/9).
Menurutnya investor Timur Tengah dan investor OKI lebih memilih untuk berinvestasi pada proyek pengembangan atau brown field daripada membangun proyek baru atau green field. "Tolong diingat kalau Timur Tengah juga masuk dalam salah satu negata yang akan memenuhi investasi asing Indonesia, selain dari Eropa, AS atau negara lainnya," ucapnya.
Kendati demikian, Farah menyebut masih ada ruang peningkatan investasi dari negara-negara Timur Tengah dan investor OKI. Berdasarkan data BKPM, Uni Emirat Arab dan Turki merupakan dua negara dari kawasan yang berkontribusi terbesar terhadap investasi asing.
"Jadi masih ada ruang yang besar untuk meningkatkan kerja sama ini karena potensinya besar," ucapnya.
Sementara Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah dan OKI Alwi Shihab menambahkan potensi investasi Timur Tengah dan OKI di Indonesia masih cukup besar. Terlihat dari sejumlah perusahaan asal Timur Tengah yang masuk dan berinvestasi di Indonesia dari berbagai sektor.
"Oman baru saja masuk, Uni Emirat Arab juga besar-besaran masuk. Kuwait yang mungkin tidak pernah terdengar juga sudah banyak investasinya. Begitu pula Saudi dan Qatar," jelasnya.
Menurutnya upaya peningkatan investasi dari Timur Tengah dan OKI merupakan instruksi Presiden Jokowi. Hal ini bertujuan agar Indonesia tidak hanya memprioritaskan negara barat atau Asia Pasifik dalam mengundang investasi, tetapi juga kawasan Timur Tengah.
"Banyak perusahaan Timur Tengah lainnya yang telah menyampaikan minat untuk berinvestasi di Indonesia. Oleh karena ini kami menggelar simposium ini untuk mendengarkan masukan dan pengalaman perusahaan yang sudah sukses untuk mendorong investasi dari Timur Tengah," jelasnya.