Selasa 10 Sep 2019 19:08 WIB

Disdik dan SGE Kerja Sama Beri Beasiswa ke Siswa

Program ini adalah program ikatan kontrak pendidikan dan bekerja di Jepang.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, menajalin kerja sama dengan Sentra Global Edukasi (SGE) Indonesia sebagai yayasan pendidikan Indonesia dan Jepang.
Foto: Foto: Istimewa
Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, menajalin kerja sama dengan Sentra Global Edukasi (SGE) Indonesia sebagai yayasan pendidikan Indonesia dan Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, menajalin kerja sama dengan Sentra Global Edukasi (SGE) Indonesia sebagai yayasan pendidikan Indonesia dan Jepang. SGE berkomitmen dalam “Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pemahaman Global Bagi Siswa/i SMA Dan SMK Di Provinsi Jabar  melalui program pendidikan ke Jepang yang dituangkan dalam konsep “Japan Indonesia Students Net (JISN)”.

Kepala Disdik Jabar Dewi Sartika sangat mengambut baik kerja sama ini. Kata dia, kerja sama itu akan membantu meningkatkan mutu pendidikan sekaligus bisa menyerap lulusan SMA dan SMK. "Program kerja sama pendidikan dalam konsep program JISN ini akan membantu meningkatkan mutu pendidikan dalam penyerapan lulusan SMA dan SMK di Provinsi Jawa Barat," ujar Dewi kepada wartawan, Selasa (10/9).

CEO Sentra Global Edukasi Rudi Subiyanto mengatakan, sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, SGE Indonesia dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Okayama Institute of Languages, Konan Gakuen dan Konan Group Welfare Hospital Kochi Jepang,  menyelenggarakan “Seminar Program Beasiswa Pendidikan Perawat Lansia Bersertifikat Jepang (Japan Certified Care worker) bagi siswa/i lulusan SMA dan SMK Keperawatan se Jawa Barat”.

Program Beasiswa Pendidikan ini, kata dia, adalah program ikatan kontrak pendidikan dan bekerja di Jepang dengan beberapa skema. Yakni, Pendidikan Bahasa Jepang selama 1 tahun 6 bulan di Okayama Institute of Languages, Pendidikan di Akademi Care Worker selama 2 tahun, dan Jaminan pekerjaan selama 3 tahun di beberapa rumah sakit lansia di Jepang sebagai tenaga perawat lansia bersertifikasi (Certified Care worker).

Selama mengikuti rangkaian pendidikan di Jepang, kata dia, siswa akan mendapatkan pekerjaan paruh waktu dan penghasilan untuk memenuhi biaya hidupnya selama di Jepang. Siswa SMK yang mengikuti program ini, sudah ada 6 angkatan sebanyak 105 siswa.

"SMK yang mengikuti program ini cukup tinggi dari 622 pelamar, yang diterima cuma 30. Jadi kami menyaring untuk mencari yang terbaik. Kan siapa yang tak mau dapat penghasilan lebih dari Rp 25 juta dengan jaminan asuransi dan kesehatan," paparnya.

Kegiatan seminar beasiswa digelar, kata dia, untuk menyerap lulusan SMA/SMK Keperawatan di Jawa Barat sebagai tenaga perawat lansia bersertifikat Jepang (Japan Certified Care Worker). Serta, memberikan pengetahuan dan membuka paradigma terhadap masyarakat, tenaga pendidik, orang tua dan siswa akan pentingnya siswa dalam melanjutkan tingkat pendidikannya sebelum bekerja di negara Jepang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement