REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak keluarga tidak berencana membawa Presiden ke-4 RI Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie menjalani perawatan ke luar negeri. Pihak keluarga menilai, kualitas dokter di Indonesia sudah cukup baik, sehingga tidak perlu berobat ke Jerman atau negara lain.
"Pertimbangan lain jika ke luar negeri juga akan menghabiskan tenaga juga," ujar anak bungsu BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (10/9).
Thareq melanjutkan, ayahnya memang sedang dalam kondisi tidak sehat. Namun demikian, perlu diingatkan bahwa kondisi itu terkait dengan usia BJ Habibie yang sudah tidak muda lagi. Kepada awak media dia memaparkan, sang ayah memang sengaja ditempatkan di ICU. Sebab, ditujukan untuk lebih fokus beristirahat.
"Karena kalau dirumah banyak yang menjenguk dan tidak ada waktu untuk beristirahat," katanya.
Thareq juga menyatakan, peraturan ICU memang membatasi jengukan walaupun dari pihak keluarga. Dan alasan tersebut menurut Thareq juga menjadi pertimbangan pihak keluarga untuk memasukan Habibie ke ICU agar bisa fokus beristirahat.
Thareq mengungkapkan, saat ini kondisi Habibie sudah lebih baik dari sebelumnya. Meskipun ia menampik jika ayahnya itu sempat dikabarkan kritis. "Mohon doa, dan doakan saja. Saat ini (BJ Habibie) sudah berkomunikasi dengan baik, dan sudah bisa jawab sedikit-sedikit juga," ucapnya.
Terkait berita bohong yang mengabarkan bahwa Habibie sempat kritis bahkan diwartakan meninggal, Thareq menyayangkan pemberitaan tersebut. Menurut dia, jangan sampai publik percaya pada berita yang simpang siur.
"Itu semua kata siapa? Coba lihat dong, jangan percaya ke berita hoaks. Percayakan saja ke media mainstream," ujarnya.
Thareq menegaskan, sejak kemarin bahkan pagi tadi, Habibie dalam kondisi stabil. Dan tidak ada tanda-tanda kritis sama sekali. "Publik bisa update berita pa Habibie hanya dari saya. Kalau bisa setiap hari saya update, paling tidak saya usahakan dua hari sekali akan diupdate melalui media," jelasnya.