REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat inovasi layanan dalam rangka menurunkan pengangguran dan menjadikan angkatan kerjanya sebagai tenaga kerja berketerampilan. Salah satu layanannya adalah Mobile Training Unit (MTU) yakni, layanan mobil pelatihan gratis keliling yang akan memberikan pelatihan kerja hingga ke pelosok Jawa Timur.
"Karena diformat mobile, MTU ini mampu menjangkau desa-desa di pelosok Jawa Timur agar para angkatan kerja bisa memiliki keterampilan dan keahlian di bidang tertentu yang spesifik," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Rabu (11/9).
Khofifah mengungkapkan, total ada 4 jenis layanan MTU yang gratis dimanfaatkan masyarakat di pelosok Jawa Timur. Ada MTU khusus pelatihan mesin, MTU khusus untuk pelatihan kelistrikan, MTU khusus untuk handycraft, dan MTU khusus untuk servis sepeda motor.
"MTU ini kita harapkan bisa melakukan penjangkauan. Alat-alatnya portable. Pelatihannya diberikan rata-rata 240 jam, ada yang sudah ditambah 280 jam. Alumninya sudah bikin bengkel sendiri," ujar Khofifah.
Gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini menjelaskan, pelatihan MTU ini diterapkan dengan sistem kelompok beranggotakan 16 orang. Anggota kelompok tersebut akan dilatih hingga mahir. MTU Handycratf misalnya, lebih mudah untuk ibu-ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga dilatih membuat kerajinan hingga mahir.
"Itu proses pembuatannya bisa di rumah atau sambil menunggu anak-anak sekolah sambil membuat macam-macam handycraft," kata mantan Menteri Sosial ini.
Di MTU pelatihan handycratf, masyarakat yang ikut training dilatih membuat kerajinan lampu hias. Lalu ada juga yang dilatih membuat tatakan dari rotan yang cantik untuk dijual di cafe dan restoran. "Handycraft jenis lampu dan tatakan kue harga jual rata-rata Rp 25 ribu. Ini kalau bisa terfasilitasi akses marketnya maka sangat marketable," katanya.
Khofifah mengaku, seluruh Balai Latihan Kerja (BLK) di Jawa Timur yang jumlahnya 16 titik sudah memiliki masing-masing 4 unit MTU. Mereka juga siap bekerja sama dengan desa-desa dan memberikan pelatihan gratis.
"Sekarang tinggal bagaimana memotivasi lini-lini terbawah, RT dan RW. Kalau mereka bisa mendapatkan skill dan modal lalu dibantu akses marketnya akan membuka pertumbuhan ekonomi baru di desa-desa," katanya.