Rabu 11 Sep 2019 12:22 WIB

JK Ungkap Tantangan Penegak Hukum di Era Dunia Siber

JK menilai perlunya kesiapan para penegak hukum dalam penguasaan siber.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Prof Yasonna H Laoly di  Auditorium STIK, Jakarta, Rabu (11/9).
Foto: Dok Setwapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Prof Yasonna H Laoly di Auditorium STIK, Jakarta, Rabu (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menguraikan tantangan yang dihadapi penegak hukum di era makin berkembangnya dunia siber. JK mengatakan, dunia siber saat ini terus mengubah kehidupan manusia, termasuk juga pola kejahatan manusia yang kini juga menyasar dunia siber. Karena itu, JK menilai perlunya kesiapan para penegak hukum dalam penguasaan siber.

"Dunia siber ini mengubah banyak hal, mengubah gaya hidup kita, mengubah sistem produksi, kejahatan juga banyak berubah dengan cyber, karena itulah maka kepolisian juga tentu harus lebih menguasai cyber ini daripada para kriminal," ujar JK saat menghadiri Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Prof Yasonna H Laoly di  Auditorium STIK, Jakarta, Rabu (11/9).

JK mengatakan, para kejahatan siber juga kini tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga datang dari luar negeri. Karenanya, JK berharap para penegak hukum terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dunia siber untuk menangani kejahatan.

"Kejahatan, cyber begitu luasnya, dengan penipuan macam-macam dan pelakunya bukan hanya datang dari dalam negeri tapi dari luar negeri ntuk memainkan itu. Namun dengan pengetahuan yang baik dari kita tentu dapat menangkal masalah-masalah itu," ujar JK.

JK menyampaikan hal tersebut juga sebagai tanggapan atas orasi ilmiah Yasonna Laoly yang berjudul 'Dampak Cyber Bullying dalam Kampanye Pemilu terhadap Masa Depan Demokrasi'. JK menyebut kehidupan manusia memang banyak berubah saat ini seiring kemajuan teknologi, internat dan juga kehadiran media sosial.

JK pun sependapat dengan orasi ilmiah Yasonna mengenai cyber bullying dalam kampanye Pemilu beberapa waktu lalu. Menurut JK, perkembangan Pemilu saat ini, sudah tidak lagi dibutuhkan pengerah massa untuk kampanye.

Tetapi, kata JK, yang lebih penting adalah keberadaan tim pasukan siber untuk kampanye.

"Kalau dahulu kalau pemilu pasti yang pertama kita angkat dalam tim ialah kepala atau ketua pengerah masa supaya hadir dalam kampanye, sekarang hal itu tidak penting lagi, tapi yang paling penting lagi adalah pasukan ciber yang dapat membully atas membalas bully," ujar JK.

Karena itu, JK menilai pengalaman kampanye Pemilu kemarin bisa menjadi pembelajaran untuk masa mendatang. JK juga menekankan kembali pengetahuan untuk mengimbangi perkembangan dunia siber yang begitu pesat.

"Seperti yang dikatakan tadi oleh Prof Laoly bahwa internet seperti pisau bermata dua. karena itu maka ilmu pengetahuan harus seprti itu," kata JK.

"Kita harapkan ini bahwa cyber ini tidak menurunkan etika kita, etika kehidupan kita semuanya," kata JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement