REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 menjadi audisi umum terakhir PB Djarum dalam mencari bibit atlet muda. Polemik KPAI dan Djarum Foundation berdampak pada berhentinya audisi umum.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Achmad Budiarto menyatakn, Purwokerto menjadi buah bibir karena polemik tersebut. Purwokerto bukan lagi sekadar pencetak atlet tapi juga kenangan bahwa audisi umum dihelat. Di tempat ini pula, Djarum Foundation menyatakan tidak akan membuka audisi umum pada 2020.
"Satu hal lagi kami juga senang, bahagia, dan bangga. Kami mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia dengan berita kami menjadi trending topic, hampir 100 persen memberikan dukungan kepada PB Djarum untuk tetap melanjutkan audisinya," kata Budi, sapaan Achmad Budiharto, di GOR Satria, Purwokerto, Selasa (10/9).
Dukungan tersebut diharapkan bisa membuka kembali PB Djarum menggelar audisi umum. Karena jika dihentikan, kerugian akan langsung pada bulu tangkis nasional. "Lewat audisi ini bulu tangkis berjalan secara efektif. Itu sebetulnya harus didukung kelangsungan dan nama besar dari Indonesia," katanya.
Budi mengaku PBSI tidak memiliki kewenangan untuk meminta PB Djarum tetap menggelar audisi umum. Meski begitu, ia berharap PB Djarum tetap membuka audisi umun karena bisa mencakup atlet daerah yang selama ini sulit dijangkau.
"Karena kami mendapatkan dukungan beberapa dari PB besar, seperti Mutiara, Jaya Raya, ikut prihatin. Tapi mereka juga menyadari keterbatasan. Kami perlu mencari terobosan lagi agar regenerasi tetap berjalan," jelas Budi.