Ceknricek.com -- Sebuah film yang menampilkan cerita penuh makna tersirat, dijadwalkan tayang di bioskop tanah air pada 19 September mendatang. Judulnya, Hayya: The Power of Love 2.
Mengambil lokasi di sebuah pengungsian di Tepi Barat Palestina, film ini mengajak penonton untuk merasakan suasana batin anak-anak di wilayah konflik itu. Layaknya anak-anak di Indonesia dan belahan bumi lainnya, anak-anak Palestina pun butuh untuk menikmati hidup di dunianya sendiri.
"Film ini mengangkat masalah-masalah kemanusiaan," kata produser eksekutif, Erick Yusuf dalam jumpa pers di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Baca Juga: Film The Power of Love (212), Sebuah Pesan Cinta dan Persaudaraan
Sisi kemanusiaan yang diangkat adalah bagaimana konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel banyak menimbulkan korban jiwa. Tak sedikit anak korban perang yang menjadi yatim-piatu dan harus tinggal di kemah-kemah pengungsian. "Saya berharap semua manusia peduli terhadap manusia lainnya," kata Erick.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh produser Oki Setiana Dewi. Menurut dia, penyampaian melalui sebuah film akan lebih mudah diterima oleh masyarakat terkait konflik kemanusiaan ini.
"Saya bahagia dengan semua yang mempunyai visi dan misi yang sama. Film ini ingin menyampaikan sebuah pesan, kekuatan cinta, membuat orang-orang sadar gimana memberikan perhatian lebih," kata Oki.
Hayya: The Power of Love 2 merupakan sekuel film 212: The Power of Love. Film ini dibintangi oleh Fauzi Baadila, Adhin Abdul Hakim, Meyda Sefira, Ria Ricis, Hamas Syahid, dan sejumlah pemain lainnya.
Film ini bercerita tentang Rahmat, seorang jurnalis yang karena dihantui perasaan bersalah dan dosa di masa lalu, memutuskan menjadi relawan kemanusiaan. Kegiatan itu membawanya bukan hanya pada kegiatan kerelawanan keliling Indonesia, melainkan bersama sahabatnya, Adin (30) sampai ke wilayah Palestina.
Di sana ia bertemu Hayya, anak 5 tahun, gadis yatim piatu korban konflik di Palestina. Hubungan Hayya dan Rahmat menjadi sangat dekat, hingga suatu hari Rahmat harus kembali ke Indonesia karena hendak menikah dengan Yasna. Hayya yang tidak ingin kehilangan Rahmat melakukan aksi nekad di luar dugaan. Hubungan Rahmat, Hayya dan Yasna tiba-tiba berubah menjadi kompleks, lucu dan menegangkan.
Meski mengusung tema kemanusiaan Palestina, Hayya The Power of Love tampil kasual dengan sejumlah unsur humor. “Selera humor Ria Ricis diharapkan bisa mencairkan suasana dan menjembatani isu Palestina yang kesannya berat kepada anak muda. Lewat Ria Ricis, kami mengajak remaja Indonesia mensyukuri kehidupan mereka di Tanah Air,” kata Asma Nadia, pemain sekaligus associate produser film Hayya The Power of Love.
BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.